Klasifikasi Flagellata, Rhizopoda, Ciliata, Sporozoa dan Contohnya Lengkap
https://www.biologijk.com/2018/10/klasifikasi-flagellata-rhizopoda-ciliata-sporozoa.html
Daftar Materi Biologi
Advertisement
Baca Juga:
Protozoa merupakan anggota kingdom Protista yang menyerupai hewan karena memiliki sifat heterotrof, mampu bergerak dan menelan makanan. Karena mampu bergerak aktif, maka Protozoa dikatakan bersifat motil. Untuk bergerak, Protozoa menggunakan alat gerak yang berbeda-beda. Ada yang bergerak menggunakan pseudopodia (kaki semu), silia (rambut getar) atau flagela (bulu cambuk).
Berdasarkan alat geraknya tersebut, Protozoa dikategorikan ke dalam beberapa kelas, diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Mastigophora (Flagellata) → bergerak dengan flagel (bulu cambuk)
2. Rhizopoda (Sarcodina) → bergerak dengan pseudopodia (kaki semu)
3. Ciliophora (Ciliata/ Infusiora) → bergerak dengan cilia (rambut getar)
4. Apicomplexa (Sporozoa) → tidak memiliki alat gerak
Nah, pada kesempatan kali ini kita akan membahas secara lengkap mengenai sistem klasifikasi dari keempat kelas Protozoa di atas. Untuk itu, silahkan kalian simak baik-baik penjelasan berikut ini. Selamat membaca dan belajar, semoga bisa paham.
Klasifikasi Flagellata
Dilihat dari bentuk tubuhnya, Flagellata dibedakan menjadi dua macam, yaitu Flagellata berbentuk seperti tumbuhan yang disebut fitoflagellata dan Flagellata berbentuk seperti hewan yang disebut zooflagellata. Perbedaan kedua jenis Flagellata tersebut adalah sebagai berikut.
Fitoflagellata
Fitoflagellata adalah Flagellata yang memiliki plastida dan pigmen klorofil yang digunakan untuk melakukan proses fotosintesis sehingga fitoflagellatabersifat autotrof. Di lingkungan air, fitoflagellata berperan sebagai fitoplankton yang menyuplai makanan bagi organisme lainnya. Berdasarkan bentuk tubuh dan jumlah flagel yang dimilikinya, fitoflagellata dikelompokkan ke dalam tiga kelas yaitu:
1) Euglenoida
Euglenoida memiliki bentuk tubuh yang menyerupai gelondong dan diselimuti oleh pelikel. Euglenoida mempunyai satu atau dua flagela di bagian ujung anterior. Di bagian ujung anterior terdapat bintik mata yang berwarna merah yang mengandung pigmen karoten. Bintik mata tersebut berfungsi untuk melindungi daerah yang peka cahaya di pangkal flagela.
Anggota kelompok Euglenoida yang paling dikenal adalah Euglena viridis. Euglena viridis banyak dijumpai di air tawar dengan ciri-ciri antara lain sebagai berikut..
■ Memiliki ukuran tubuh 35-60 mikron
■ Ujung tubuh yang meruncing dengan satu bulu cambuk, sehingga dapat bergerak aktif dengan flagela. Gerakan tersebut disebut juga dengan gerakeuglenoid.
■ Memiliki stigma (bintik mata berwarna merah) untuk membedakan gelap dan terang
■ Memiliki kloroplas yang mengandung klorofil yang digunakan untuk berfotosintetis. Ada juga Euglena yang tidak berkloroplas, seperti Astasia.
■ Makanan masuk melalui sitofaring yang menuju ke vakuola dan di vakuola tersebut makanan yang berupa organisme kecil akan dicerna.
2) Dinoflagellata
Dinoflagellata memiliki bentuk tubuh yang bervariasi tetapi kebanyakan lonjong dengan warna yang kecokelatan dan kekuningan. Dinoflagellata merupakan penyusun plankton laut. Walaupun sebagian besar berhabitat di laut, namun ada juga yang hidup di air tawar. Dinoflagellata bersimbiosis di terumbu karang, ubur-ubur, anemon dan invertebrata lainnya. Flagelanya terletak di cekungan transversal yang mengelilingi tubuh.
Banyak spesies dinoflagellata kehilangan flagelanya dan tumbuh sebagai fase vegetatif yang non-motil (tidak bergerak). Contoh anggota dinoflagellata antara lain Ceratilum, Noctiluca milliaris, dan Gymnodinium. Noctiluca milliaris kebanyakan hidup di air laut dan mempunyai ciri-ciri antara lain sebagai berikut.
■ Memiliki dua flagela yaitu satu panjang dan yang satunya pendek
■ Melakukan simbiosis dengan jenis alga tertentu
■ Tubuhnya dapat memancarkan sinar yang terkena rangsangan mekanis. Kita dapat melihatnya pada waktu malam, ketika ombak memecah karang atau dayung memukul air laut, akan timbul cahaya yang berkilauan yang dihasilkan oleh Noctiluca. Peristiwa ini dikenal dengan nama bioluminesensi.
3) Volvocida
Volvocida umumnya berbentuk bulat dan hidup secara soliter atau berkoloni. Volvocida mempunyai 2 flagela. Dinding sel Volvocida tersusun atas selulosa. Contohnya anggota kelompok ini yang paling terkenal adalah Volvox globator. Ciri-ciri volvox adalah sebagai berikut.
■ Koloninya terdiri ribuan individu yang bersel satu dan masing-masing memiliki dua flagela.
■ Setiap sel memiliki inti, vakuola kontraktil, stigma, dan kloroplas.
■ Sel-sel dihubungkan dengan benang-benang protoplasma yang membentuk hubungan fisiologis.
Zooflagellata
Zooflagellata adalah Flagellata yang tidak memiliki pigmen klorofil dan bersifat heterotrof. Zooflagellata ada yang cara hidupnya bebas tetapi kebanyakan bersifat parasit dengan bentuk yang menyerupai hewan. Beberapa contoh zooflagellata yang paling dikenal adalah dari spesies dari genus Trypanosomadan Leishmania. Berikut ini penjelasan lengkap kedua genus tersebut.
1) Tripanosoma
Tripanosoma memiliki tubuh pipih panjang seperti daun dan tidak membentuk kista. Trypanosoma hidup di dalam sel darah merah, sel darah putih dan sel hati tubuh vertebrata inangnya. Infeksi karena Trypanosoma disebut juga dengan trypanosomiasis. Dalam siklus hidupnya, Trypanosoma memiliki dua bentuk yaitu berflagela pada fase ekstraseluler dan tidak berflagela pada fase intraseluler.
Tripanosoma memiliki tubuh pipih panjang seperti daun dan tidak membentuk kista. Trypanosoma hidup di dalam sel darah merah, sel darah putih dan sel hati tubuh vertebrata inangnya. Infeksi karena Trypanosoma disebut juga dengan trypanosomiasis. Dalam siklus hidupnya, Trypanosoma memiliki dua bentuk yaitu berflagela pada fase ekstraseluler dan tidak berflagela pada fase intraseluler.
Sebagian dari siklus hidupnya melekat di sel lambung atau mengisap darah manusia. Hospes intermedier (perantara) Trypanosoma adalah hewan-hewan pengisap darah seperti kutu tikus, lalat Tabanus, lalat tse-tse, lalat Glossina palpalis dan lalat Glossina morsitans. Contoh jenis-jenis Trypanosoma adalah sebagai berikut.
■ Trypanosoma lewisi, hidup pada tikus, hospes perantaranya adalah kutu tikus.
■ Trypanosoma evansi, penyebab penyakit sura (malas) pada ternak, hospes perantaranya adalah lalat tabanus.
■ Trapanosoma brucei, penyebab penyakit nagano pada ternak, hospes perantaranya adalah lalat tse-tse.
■ Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodesiense. Hewan penyebab tidur pada manusia ini mulanya ditemukan di Afrika, kemudian menyebar ke Asia. Hospes perantaranya adalah lalat Glossina palpalis untuk T. gambiense dan lalat Glossina mursitans untuk T. rhodesiense.
■ Trypanosoma cruzi, penyebab penyakit anemia pada anak-anak (cagas). Trypanosoma Cruzi ditemukan di daerah Amerika Tengah.
2) Leishmania
Leishmania merupakan penyebab penyakit pada sel-sel endotelium pembuluh darah. Endotelium merupakan sel epitelum yang melapisi jantung, pembuluh darah dan pembuluh limfa. Contoh jenis-jenis Leishmania adalah sebagai berikut.
■ Leishmania donovani, penyebab penyakit kala azar yang ditandai dengan demam dan juga anemia. Jenis ini banyak ditemuka di Mesir, disekitar Laut Tengah dan India.
■ Leishmania tropica, penyebab penyakit kulit yang disebut penyakit oriental. Jenis ini banyak ditemukan di Asia (daerah Mediterania) dan sebagian di Amerika Selatan.
■ Leishmania brasilliensis, penyebab penyakit kulit di Meksiko dan Amerika tengah dan Amerika Selatan.
Klasifikasi Rhizopoda
Kelas Rhizopoda atau hewan berkaki semu terbagi menjadi 5 macam ordo, yaitu ordo Labosa, ordo Filosa, ordo Foraminifera, ordo Helioza dan ordo Radiolarian. Ciri-ciri atau karakteristik masing-masing ordo adalah sebagai berikut.
■ Ordo Labosa, ciri-cirinya adalah memiliki pseudopodia (kaki semu) yang pendek dan tumpul serta dapat dibedakan secara jelas antara ektoplasma dan endoplasma.
■ Ordo Filosa, ciri-cirinya adalah memiliki pseudopodia yang halus mirip dengan benang dan juga bercabang-cabang.
■ Ordo Foraminifera, ciri-cirinya adalah memiliki pseudopodia yang panjang dan juga halus serta memiliki rangka tubuh dari zat kapur (kalsium karbonat).
■ Ordo Helioza, ciri-cirinya adalah memiliki pseudopodia yang berbentuk benang yang radien dan antarfilamen yang tidak pernah bersatu membentuk jala atau anyaman.
■ Ordo Radiozoa, ciri-cirinya adalah memiliki rangka yang terbuat dari bahan silika.
Klasifikasi Ciliata
Berdasarkan distribusi atau pola persebaran silia (rambut getar), maka Ciliata dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu Ciliata dengan silia yang tersebar merata di seluruh permukaan tubuh (ex. Coleps, Bursaria, Paramaecium, Stentor, Calpoda dan Prorodon) dan Ciliata dengan silia yang terlokalisasi atau hanya terdapat di bagian-bagian tubuh tertentu (ex. Acineto, Didinium, Stylonichia, dan Vorticela). Supaya lebih jelas, silahkan kalian perhatikan gambar berikut ini.
Sedangkan berdasarkan cara hidupnya, Ciliata dibagi menjadi empat kelompok, yaitu Holotricha, Suctoria, Peritrichia, dan Spirotichia. Berikut ini penjelasan masing-masing kelompok Ciliata tersebut.
■ Holotrichia, adalah kelompok Ciliata yang hidup dengan berenang bebas, misalnya pada Paramaecium dan Didinium.
■ Suctoria, adalah kelompok Ciliata yang memiliki tentakel dan biasanya hidup melekat pada substrat, misalnya Vorticella.
■ Peritrichia, adalah kelompok Ciliata yang hidup berkoloni dan biasanya berbentuk seperti bola atau oval, misalnya Nyctoterus ovalis.
■ Spirotrichia, adalah kelompok Ciliata yang berbentuk seperti terompet dan hidup menetap di air tawar yang bergenang atau mengalir, misalnya Stentor dan Euplotes.
Klasifikasi Sporozoa
Kelas sporozoa memiliki 3 (tiga) sifat yang berbeda antara genus yang satu dengan genus yang lain, perbedaan itu antara lain:
■ Genus sporozoa yang hidup didalam sel darah merah dan memerlukan vektor biologis, sifat ini terdapat pada Genus Plasmodium.
■ Genus sporozoa yang hidup di dalam intestinal dan tidak memerlukan vektor biologis, sifat ini terdapat pada Genus Isospora dan Genus Eimerie.
■ Parasit yang hidup di dalam sel endotel, leukosit mononukleus, cairan tubuh, sel jaringan tuan rumah dan belum diketahui vektor biologisnya, sifat ini yang terdapat pada genus toxoplasma.
Parasit yang termasuk dalam kelas sporozoa berkembangbiak secara aseksual (skizogoni) dan seksual (sporogoni) secara bergantian. Kedua cara berkembang biak ini dapat berlangsung dalam satu hospes, seperti yang terjadi pada subkelas Coccidia. Sedangkan yang berlangsung dalam dua hospes yang berbeda terdapat pada sub kelas haemosporidia (plasmodium). Kelas sporozoa tersebut dapat diklasifikasikan sebagaimana diperlihatkan pada diagram berikut.