Cara Reproduksi Chlorophyta, Chrysophyta, Phaeophyta, Rhodophyta, Euglenophyta, Pyrrophyta & Bacillariophyta
https://www.biologijk.com/2018/10/cara-reproduksi-chlorophyta-chrysophyta-phaeophyta-rhodophyta-euglenophyta-pyrrophyta-bacillariophyta.html?m=0
Daftar Materi Biologi
Advertisement
Baca Juga:
Sistem klasifikasi alga atau ganggang dibedakan menjadi dua, yaitu berdasarkan struktur talus dan berdasarkan pigmen atau zat warna yang dikandungnya.
Berdasarkan struktur talusnya, ganggang dibedakan menjadi empat tipe yaitu:
■ Ganggang uniseluler, hidup di perairan sebagai fitoplankton.
■ Ganggang berkoloni, dengan atau tanpa organisasi sel.
■ Ganggang berfilamen, yaitu hidup berkoloni membentuk benang. Ganggang yang paling bawah membentuk perlekatan dengan substrat.
■ Ganggang multiseluler, mempunyai talus yang berukuran besar dan kompleks yaitu membentuk struktur serupa daun, batang, dan akar.
Berdasarkan pigmen atau zat warna yang dikandungnya, alga atau ganggang diklasifikasikan menjadi 7 Filum yaitu sebagai berikut.
■ Filum Chlorophyta (Ganggang Hijau)
■ Filum Phaeophyta (Ganggang Cokelat)
■ Filum Rhodophyta (Ganggang Merah)
■ Filum Bacillariophyta (Diatom)
■ Filum Pyrrhophyta/Dinaflagellata (Ganggang Api)
■ Filum Chrysophyta (Ganggang Keemasan)
■ Filum Euglenophyta
Nah, pada kesempatan kali ini kita akan membahas cara reproduksi atau perkembangbiakan ketujuh filum ganggang atau alga tersebut. Untuk itu, silahkan kalian simak baik-baik penjelasan berikut ini.
Cara Reproduksi Chlorophyta (Alga Hijau)
Bagaimana cara perkembangbiakan ganggang hijau? Alga hijau ini dapat berkembang biak secara aseksual (vegetatif) dan juga seksual (generatif).
Reproduksi Secara Aseksual (Vegetatif)
■ Pembentukan zoospora (spora kembara). Spora ini memiliki 4 bulu, vakuola kontraktil, kebanyakan memiliki 1 bintik mata (stigma), dan dapat bergerak dengan berenang karena mempunyai flagela.
■ Pembelahan biner. Alga hijau yang berkembang biak dengan pembelahan biner, biasanya dilakukan oleh alga yang bersel satu (uniseluler).
■ Fragmentasi. Ganggang hijau yang perkembangbiakannya secara fragmentasi dilakukan oleh alga berbentuk benang atau yang berkoloni.
Reproduksi Secara Seksual (Generatif)
■ Anisogami. Ingatlah kembali yang terjadi pada Cyanophyta. Selain secara aseksual, alga hijau dapat pula berkembang biak secara seksual (generatif), yaitu dengan anisogami. Gamet jantan selalu bergerak bebas yang sangat menyerupai zoospora, sedangan gamet betina kadang-kadang tidak dapat bergerak, jadi merupakan suatu oogonium. Setelah terjadi perkawinan, akan menghasilkan suatu zigot yang selanjutnya akan tumbuh menjadi alga yang baru.
■ Konjugasi. Selain itu, ada pula ganggang hijau yang reproduksi generatifnya berlangsung dengan cara konjugasi, yaitu perpaduan dua gamet yang membentuk zigospora. Zigospora ini tidak memiliki alat gerak, sehingga tidak dapat berpindah tempat.
Cara Reproduksi Chrysophyta (Alga Keemasan)
Bagaimanakah cara perkembangbiakan ganggang keemasan? Alga keemasan ini dapat berkembang biak secara aseksual (vegetatif) dan juga seksual (generatif). Berikut ini penjelasan kedua jenis cara reproduksi tersebut.
Reproduksi Secara Aseksual (Vegetatif)
Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan zoospora multinukleat berukuran besar yang mempunyai banyak flagela seperti pada Vaucheria. Zoospora ini dianggap sebagai struktur majemuk yang terdiri dari kumpulan zoospora kecil yang berflagela dua yang masing-masing tidak memisahkan diri. Setelah zoospora ini dilepaskan, kemudian bergerak dengan flagelanya ke tempat baru. Setelah menetap, flagela dilepaskan dan berkecambah membentuk Vaucheria baru. Selain pembentukan zoospora, ada juga spesies Chrysphyta yang reproduksi aseksualnya dengan cara membelah diri seperti pada Ochromonas.
Reproduksi Secara Seksual (Generatif)
Reproduksi seksual pada Chrysophyta adalah dengan cara oogami, yaitu dengan membentuk oogonia (pembentuk gamet betina) dan anteridia (pembentuk gamet jantan) pada filamen yang sama. Sel telur yang dihasilkan berukuran besar dengan satu inti yang mengandung klorofil. Sperma yang dihasilkan anteridia mempunyai flagela yang kecil. Setelah terjadi pembuahan akan terbentuk zigot. Setelah dilepaskan dari induknya, zigot siap tumbuh membentuk filamen baru.
Cara Reproduksi Phaeophyta (Alga Cokelat)
Perkembangbiakan pada Phaeophyta dilakukan secara aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif). Reproduksi aseksual alga cokelat dilakukan denganfragmentasi dan pembentukan spora (aplanospora dan zoospora). Zoospora yang dihasilkan memiliki flagel yang tidak sama panjang dan terletak di bagian lateral (sisi atau pinggir).
Sedangkan perkembangbiakan seksual dilakukan dengan isogami, anisogami, atau oogami. Fucus vesiculosis adalah salah satu contoh alga cokelat yang berkembang biak secara oogami. Ada cara reproduksi generatif/seksual ganggang cokelat yang mirip dengan tumbuhan tingkat tinggi, yaitu ujung-ujung lembaran talusnya yang fertil membentuk suatu badan yang mengandung alat pembiak disebut reseptakel.
Di dalam reseptakel ini terdapat konseptakel yang mengandung anteridium yang menghasilkan sel kelamin jantan berupa spermatozoid dan oogonium yang menghasilkan sel telur (ovum) dan benang-benang mandul yang disebut parafisis. Anteridium berupa sel-sel berbentuk corong yang muncul dari dasar dan tepi konseptakel, oogonium berupa badan yang duduk di atas tangkai.
Jika spermatozoid dapat membuahi sel telur akan terbentuklah zigot. Zigot lalu membentuk dinding selulosa dan pektin yang tebal, kemudian melekat pada suatu substrat seperti bebatuan, selanjutnya tumbuh menjadi individu baru yang kromosom tubuhnya diploid.
Cara Reproduksi Rhodophyta (Alga Merah)
Ganggang merah dapat bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dan secara seksual (generatif). Perkembangbiakan aseksual dengan membentuk aplanospora, yaitu spora nonmotil (tidak bergerak) dan berasal dari talus ganggang yang diploid. Selanjutnya, spora tersebut akan tumbuh menjadi ganggang merah baru. Pada Rhodophyta, perkembangbiakan aseksual secara fragmentasi jarang terjadi.
Perkembangbiakan seksual (generatif) terjadi secara oogami, dan pada beberapa jenis mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Reproduksi secara generatif dilakukan dengan peleburan antara gamet jantan yang tidak memiliki alat gerak (spermatium) dan ovum. Gamet jantan tersebut dibentuk dalam spermatangium, sedangkan gamet betina dibentuk dalam karpogonium. Zigot hasil pembuahan selanjutnya akan tumbuh menjadi ganggang merah yag diploid.
Berikut ini bagan daur hidup atau pergiliran keturunan pada salah satu contoh spesies alga merah yaitu Polysiphonia.
Berdasarkan gambar di atas, coba kamu tuliskan urutan perkembangbiakan aseksual (vegetatif) mulai dari sporofit. Kemudian, tuliskan pula urutan perkembangbiakan seksual (generatif) sampai dengan sporofit!
Sporofit menghasilkan meiospora yang akan berkembang menjadi gametofit. Gametofit membentuk spermatangia yang menghasilkan spermatia dancarpogonium yang mengandung sel trichogen. Spermatia menempel pada ujung trichogen, terus masuk ke dasar sel. Di sini terjadi peleburan antara inti sperma dan inti sel betina membentuk zigot (goninoblast). Goninoblast adalah filamen yang terbentuk dari zigot dan di ujung filamen terbentuk carposporangium.
Selanjutnya, di dalam carposporangium terbentuk carpospora. Carpospora keluar dari carposporangium, untuk selanjutnya tumbuh menjadi sporofit (Polysphonia baru). Dalam pertumbuhannya, Polysiphonia mengalami pergiliran keturunan (metagenesis), yaitu perkembangbiakan aseksual dan perkembangbiakan seksual berlangsung secara bergantian.
Cara Reproduksi Euglenophyta
Bagaimana pula cara Euglenophyta (ex. Euglena) memperbanyak diri? Pada dasarnya cara berkembang biak Euglena sama dengan Protozoa, yaitu secara aseksual. Pada umumnya golongan ini berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner membujur. Pada mulanya membelah menurut poros bujur. Selnya yang mempunyai 2 bulu cambuk dan kloroplas yang berbentuk piala serta mengandung pirenoid.
Sebelum membelah, pirenoid melebar melintang dan kedua bulu cambuknya saling berjauhan. Pirenoid dan kloroplas lalu mengadakan lekukan dan selnya akan membelah menjadi dua individu baru yang masing-masing dengan satu bulu cambuk disertai dengan pembentukan stigma.
Para ahli Biologi telah meneliti bahwa perkembangbiakan Euglenoid terjadi secara mitosis, tetapi mereka tidakmenemukan perkembangbiakan secara seksual. Euglenoid sering kali membelah secara cepat, sehingga pembelahan kloroplas belum sempat terjadi. Hal ini menyebabkan ada satu individu baru yang hasil pembelahannya tidak memiliki kloroplas dan kehilangan warnanya.
Individu baru ini selanjutnya tumbuh menjadi makhluk hidup yang bersifat heterotrof. Sifat euglenoid yang kadang seperti tumbuhan dan kadang seperti hewan ini, menyebabkan pengelompokan Euglenoid masih sering menjadi bahan perdebatan.
Cara Reproduksi Pyrrophyta (Dinoflagellata)
Seperti halnya Euglenophyta, Pyrrophyta juga melakukan reproduksi hanya secara aseksual, yaitu dengan membelah diri, tetapi beberapa jenis dapat menghasilkan kista (stadium istirahat) yang bersifat seksual. Kista tersebut kemudian akan berkecambah menghasilkan individu baru pada kondisi yang cocok.
Cara Reproduksi Bacillariophyta (Diatom)
Perkembangbiakan pada Bacillariophyta atau diatom dapat terjadi melalui dua cara yaitu secara aseksual (vegetatif) dengan pembelahan sel dan secara seksual (generatif) dengan oogami.
Reproduksi Diatom Secara Aseksual
Diatom mempunyai bentuk seperti kotak dan mempunyai dinding sel. Selnya tersusun atas dua belahan, yaitu wadah (hipoteka) dan tutup (epiteka). Apabila sel ini membelah, maka pada awalnya antara wadah dan tutup akan terpisah. Selanjutnya, masing-masing akan membentuk wadah dan tutupnya sendiri. Jadi, bagian tutup (epiteka) membentuk wadah baru (hipoteka) dan bagian wadah akan membentuk tutup baru dan mempunyai ukuran lebih kecil.
Setelah terbentuk, jika selnya akan membelah lagi maka prosesnya sama, demikian seterusnya sampai lama kelamaan selnya berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat untuk membelah lagi. Pada tingkat ukuran sel yang kritis dan tidak memungkinkan lagi dilakukan pembelahan sel, maka protoplasma akan keluar dari dinding sel dan terbentuklah auxospora. Auxospora akan mengalami pertumbuhan untuk memperbaiki ukuran sel menjadi seperti semula. Reproduksi selanjutnya dilakukan secara generatif.
Reproduksi Diatom Secara Seksual
Reproduksi seksual diatom terjadi melalui oogami dimana terjad peleburan sel telur yang bersifat non motil dengan gamet jantan yang bersifat motil. Ketika sel gamet jantan memasuki sel telur maka terjadi fertilisasi dan terbentuklah zigot.