7 Macam Klasifikasi Alga (Protista Mirip Tumbuhan), Gambar, Contoh dan Peranan Bagi Kehidupan
https://www.biologijk.com/2018/09/7-macam-klasifikasi-alga.html?m=0
Daftar Materi Biologi
Advertisement
Baca Juga:
Dalam bahasa ilmiah, ganggang disebut algae (tunggal = alga). Alga (ganggang) bukan lagi merupakan nama formal sebuah kelompok taksonomik, nama tersebut hanya merupakan nama umum bagi sejumlah organisme yang berfotosintesis secara sederhana.
Kebanyakan ahli botani mengelompokkan alga ke dalam dunia tumbuhan (Kingdom Plantae), tetapi karena semua alga tidak memiliki sebagian ciri-ciri pokok dunia tumbuhan seperti akar, batang dan daun, maka ia dikelompokkan ke dalam dunia tersendiri, yaitu protista.
Ciri-ciri Alga antara lain sebagai berikut:
■ Bersifat eukariotik
■ Berupa talus
■ Uniseluler atau Multiseluler
■ Sebagian besar mikroskopik
■ Memiliki klorofil
■ Memiliki pigmen warna beraneka ragam
■ Bentuk bervariasi
■ Memiliki nukleus
■ Besifat autotrof
■ Hidup Soliter atau koloni
■ Habitat bervariasi
■ Memiliki pirenoid
■ Merupakan organisme purba
■ Beberapa dapat bergerak
Klasifikasi Alga (Protista Mirip Tumbuhan)
Berdasarkan pigmen atau zat warna yang dikandungnya, alga atau ganggang diklasifikasikan menjadi 7 Filum. Nah berikut ini adalah penjelasan singkat ketujuh kategori filum Ganggang tersebut beserta contoh dan peranannya bagi kehidupan manusia.
1. Chlorophyta (Alga Hijau)
Ganggang hijau (green algae) diberi nama berdasarkan kloroplasnya yang bewarna hijau. Warna hijau ini ada karena pigmen yang dominan adalah klorofil a dan klorofil b, di samping jenis pigmen yang lain yaitu karoten dan santofil. Bentuk kloroplas pada ganggang hijau bermacam-macam, ada yang seperti mangkuk (misalnya pada Chlamidomonas), berbentuk spiral (misalnya pada Spirogyra), dan berbentuk seperti bintang.
Contoh dan Peranan Chlorophyta (Alga Hijau) dalam Kehidupan
Beberapa contoh jenis alga hijau antara lain Chlamydomonas, Volvox, Protococcus, Spyrogyra, Ulothrix, Oedogonium, Chlorella, Chlorococcum, Ulva, dan Chara. Beriku ini penjelasan ciri-ciri, struktur tubuh dan cara reproduksi dari beberapa jenis alga hijau tersebut beserta manfaatnya dalam kehidupan (jika ada).
Chlorococcum dan Chlorella
Chlorococcum dan Chlorella merupakan Chlorophyta bersel satu yang tidak dapat bergerak dan bersifat mikroskopis. Kloroplasnya berbentuk mangkuk, berukuran mikroskopis, dan hidup sebagai plankton air tawar. Chlorococcum dan Chlorella dapat berkembang biak secara aseksual dengan membentuk zoospora yang bergerak dengan dua flagella. Chlorella dapat berkembang biak dengan pembelahan sel.
Chlorella dapat dimanfaatkan sebagai obat, bahkan sekarang sedang dikembangkan untuk obat yang dikemas dalam bentuk kapsul. Chlorella juga memberikan harapan besar untuk mengatasi kebutuhan bahan makan alternatif pada masa yang akan datang. Perkembangbiakannya sangat cepat dalam lingkungan yang baik, suhu ideal untuk fotosintesis berkisar 25o C.
Proses di laboratorium Chlorella digunakan dalam penelitian fotosintesis. Dalam fotosintesisnya menghasilkan karbohidrat, protein dan lemak. Zat organik, karbon dioksida dan mineral yang diberikan pada substrat dan intesitas cahaya serta lamanya penyinaran dapat diatur untuk menghasilkan karbohidrat, lemak maupun protein yang dikehendaki.
Chlamydomonas
Chlamydomonas merupakan Chlorophyta bersel satu yang dapat bergerak dan bersifat mikroskopis. Selnya berbentuk bulat telur. Sel Chlamydomonas mengandung satu inti, satu vakuola, dan kloroplas. Alat gerak berupa dua flagel. Kloroplas berbentuk mangkuk. Bintik mata dan pirenoid terletak di dalam mangkuk yang berfungsi sebagai tempat pembentukan zat tepung. Chlamydomonas dapat berkembang biak dengan dua cara, yaitu dengan pembentukan zoosprora dan konjugasi.
Spirogyra dan Oedogonium
Spirogyra dan Oedogonium adalah sel yang membentuk benang atau untaian memanjang seperti benang dan bersifat mikroskopis. Spirogyra dan Oedogonium banyak hidup di air tawar. Spirogyra mempunyai sel yang mengandung kloroplas berbentuk pita spiral dan dalam satu sel mengandung satu inti, dapat berkembang biak secara fragmentasi dan konjugasi.
Oedogonium mempunyai kloroplas berbentuk jala dan dalam satu sel mengandung satu inti serta dapat berkembang biak dengan zoospora dan peleburan spermatozoid (anteridium) dengan ovum (oogonium) yang dihasilkan oleh benang yang berbeda. Hasil peleburan tersebut adalah zigot yang dapat tumbuh menjadi individu baru.
Chara
Chara dan Ulva merupakan Chlorophyta yang berbentuk lembaran. Chara merupakan ganggang yang hidup di air tawar, mempunyai ruas-ruas yang mengandung nukula dan globula. Nukula mengandung arkegonium penghasil ovum. Globula mengandung anteridium penghasil spermatozoid. Pembuahan ovum oleh spermatozoid akan menghasilkan zigospora yang selanjutnya akan berkembang menjadi individu baru. Reproduksi secara aseksual dilakukan dengan fragmentasi.
Ulva
Ulva memiliki talus berupa lembaran yang terdiri dari dua lapis sel. Bentuk talus Ulva seperti daun selada, kloroplasnya berbentuk mangkok. Ulva dapat hidup di air payau, air asin, atau menempel pada kayu-kayu dan batu-batu sepanjang pantai. Ulva bereproduksi secara aseksual dengan zoospora berfl agella dan akan membentuk Ulva yang haploid. Reproduksi secara seksual ditandai dengan bersatunya sel kelamin jantan dan sel kelamin betina membentuk zigot. Zigot akan berkembang menjadi Ulva yang diploid.
Hydrodictyon
Hydrodictyon merupakan Chlorophyta yang berbentuk koloni tak bergerak. Banyak terdapat di air tawar dan bentuk koloninya seperti jala. Berkembang biak secara aseksual dengan spora dan fragmentasi, sedangkan secara seksual dengan konjugasi.
Volvox
Volvox merupakan Chlorophyta yang berbentuk koloni dan bergerak. Volvox hidup di air tawar dan tiap sel mempunyai dua flagel dan stigma, bentuk koloni seperti bola dengan jumlah sel 500 – 50.000 buah. Reproduksi secara aseksual dilakukan dengan cara fragmentasi, sedangkan secara seksual dengan konjugasi.
2. Chrysophyta (Alga Keemasan)
Alga Chrysophyta disebut juga ganggang keemasan (golden algae) atau ganggang pirang. Istilah “Chrysophyta” berasal dari bahasa Yunani, chrysos yang berarti “keemasan”. Warna keemasan disebabkan karena ganggang ini memiliki pigmen berupa karoten dan xantofil yang jumlahnya dominan dibandingkan dengan klorofi l a dan c sehingga membuat sel plastida bewarna hijau kekuningan/cokelat keemasan. Sumber lain ada yang menyebutkan bahwa warna keemasan disebabkan oleh pigmen yang bernama fukosantin (fucoxanthin).
Contoh dan Peranan Chrysophyta (Alga Keemasan) dalam Kehidupan
Dalam kehidupan manusia, ganggang keemasan memiliki banyak manfaat, terutama Navicula dan Vaucheria. Navicula yang telah mati dan mengendap di dasar laut membentuk endapan tanah yang bermanfaat sebagai bahan penggosok, penyekat dinamit, bahan pembuatan cat, pernis, bahan dasar industri kaca, penyaring dan piringan hitam. Pada Vaucheria, cadangan makanan disimpan dalam bentuk minyak, sehingga organisme ini merupakan komponen utama dalam pembentukan minyak bumi.
3. Phaeophyta (Alga Cokelat)
Ganggang coklat adalah protista mirip tumbuhan yang memiliki talus bersel banyak, sehingga dapat dilihat secara makroskopis (kasat mata). Talusnya memiliki alat pelekat untuk menempelkan tubuhnya pada substrat, sedangkan bagian tubuh yang lainnya mengapung di atas air. Beberapa anggota Filum Phaeophyta seperti Sargassum, Macrocystis, dan Nereocystis memiliki gelembung udara yang berfungsi untuk menyimpan gas nitrogen dan untuk mengapung di atas permukaan air.
Contoh dan Peranan Phaeophyta (Alga Cokelat) dalam Kehidupan
Beberapa contoh Phaeophyta adalah sebagai berikut.
■ Fucus vesiculosus, tingginya dapat mencapai 30 – 100 cm, hidup menempel di bebatuan yang tampak jika air surut. Terdapat gelembung udara sepanjang sisi talus yang bercabang-cabang seperti garpu. Ujungnya membesar yang membentuk konseptakel.
■ Sargassum siliquosum, hidup menempel bebatuan di sepanjang pantai berbatu daerah tropis. Namun di pantai Atlantik bagian utara jenis Sargasssum natans hidup bebas mengapung di permukaan laut. Ukuran Sargassum beragam dari yang kecil hingga yang panjangnya mencapai ratusan meter.
■ Macrocystis integrifolia atau kelp, ukurannya sangat besar, di pantai barat Amerika Utara panjangnya ditemukan dapat mencapai tiga kilometer. Kelp hidup menempel kuat di bebatuan dengan bantuan talus yang menyerupai akar.
■ Laminaria sinclairii merupakan jenis ganggang cokelat penghasil asam alginat yang dibutuhkan untuk produksi tekstil, makanan, dan kosmetik.
■ Fucus serratus, termasuk alga warna cokelat yang berdiferensiasi menjadi bentuk yang mengapung.
■ Postelia merupakan contoh alga cokelat yang banyak dijumpai.
■ Turbinaria decurens, Dictyota sp., Dictyosiphon sp., Nereocystis sp. adalah contoh lain dari spesies Phaeophyta atau ganggang cokelat.
4. Rhodophyta (Alga Merah)
Istilah “Rhodophyta” berasal dari bahasa Yunani, rhodos yang berarti “merah”. Jadi, Rhodophyta berarti ganggang merah (red algae). Berbeda dengan Filum lainnya, Filum ini tidak mempunyai tahapan flagella dalam siklus hidupnya. Anggota Filum ini mempunyai pigmen fotosintetik berupa fikobilin yang terdiri dari fikoeritrin (pigmen merah) dan fikosianin (pigmen biru). Selain dua pigmen tersebut, Rhodophyta juga memiliki klorofil a dan b serta karotenoid.
Contoh dan Peranan Rhodophyta (Alga Merah) dalam Kehidupan
Beberapa contoh Rodophyta adalah sebagai berikut.
■ Eucheuma spinosum, banyak dibudidayakan karena menghasilkan agar, banyak terdapat di perairan Indonesia.
■ Chondrus crispus, juga dibudidayakan yang dikenal sebagai rumput laut.
■ Gelidium coulteri dan Gracilaria sp., sebagai bahan pembuatan agar-agar banyak terdapat di perairan negara yang agak dingin.
■ Carolina sp. merupakan anggota Rhodophyta (ganggang merah) yang tubuhnya dilapisi oleh kalsium karbonat.
■ Dasya, Batracnospermum, Scinaiafurcellata, Porphyra perforata, Polysphonia, Halosaccion glandiforme, Bossea orbigniana, dan sebagainya.
5. Euglenophyta
Euglenophyta atau Euglenoid berasal dari bahasa Yunani, yaitu eu yang artinya sejati dan gleen yang artinya mata. Dinamakan Euglenophyta karena organisme yang termasuk dalam kelompok ini memiliki bintik mata (stigma) bewarna merah yang dapat menangkap cahaya (photoreceptive eyespot) dan kloroplas.
Contoh dan Peranan Euglenophyta dalam Kehidupan
Adapun peranan Euglenophyta dalam kehidupan antar lain sebagai berikut.
■ Digunakan sebagai indikator adanya polusi perairan. Sebagai contoh, permukaan air yang di dalamnya banyak terdapat Euglena viridis, akan tampak bewarna kehijauan. Sedangkan yang banyak terdapat Euglena sanguinea tampak bewarna kemerahan.
■ Dalam bidang perikanan, Euglenophyta merupakan fitoplankton yang berfungsi sebagai makanan ikan.
■ Dalam bidang ekonomi perairan, Euglenophyta merupakan produsen primer dalam ekosistem perairan, yaitu sebagai penyedia bahan organik dan oksigen bagi hewan-hewan akuatik seperti ikan, udang, dan serangga air.
■ Dalam bidang sains, Euglena sering dijadikan sebagai objek studi pengamatan. Karena jenis ganggang ini mudah di dapat dan dikembangbiakkan dan sebagai pencernaan organik.
■ Selain manfaat adapula kerugian (dampak negatif) yang ditumbulkan oleh Euglenophyta, yaitu mencemari sumber air dan menyebabkan penimbunan endapan tanah pada dasar kolam atau danau.
6. Pyrrophyta (Dinoflagellata/Ganggang Api)
Filum Pyrrophyta sering disebut Dinoflagellata, diberi nama demikian karena pergerakan yang dibantu dua flagela mirip cambuk (dalam bahasa Latin,dino artinya pusaran air). Dinoflagellata terdiri dari sekitar 1.100 jenis, terutama hidup di dalam air laut, meskipun beberapa jenis hidup di air tawar. Dinoflagellata merupakan ganggang uniseluler yang motil, dengan ciri utama terdapat celah dan alur di sebelah luar pembungkus yang melingkupi dinding sel.
Contoh dan Peranan Pyrrophyta (Dinoflagellata) dalam Kehidupan
Dinoflagellata terdiri dari sekitar 1.100 jenis, terutama hidup di dalam air laut, meskipun beberapa jenis hidup di air tawar. Contoh spesies Dinoflagellata yang paling banyak dijumpai yaitu Pfiesteria piscicidia, Gonyaulax catanella, dan Noctiluca scintillans. Berikut ini penjelasan ketiga jenis Dinoflagellata tersebut.
■ Pfiesteria piscicidia adalah spesies dinoflagellata banyak dijumpai di lepas pantai North Carolina. Para ilmuwan telah menyimpulkan bahwa ia bertanggung jawab atas pembunuhan sejumlah besar ikan dengan mensekresi racun. Spesies ini memiliki strategi makan yang menarik. Hal ini diketahui menggunakan racun untuk membunuh ikan kemudian menunggu untuk mengkonsumsi jaringan yang sloughs dari dari organisme yang membusuk. Hal ini membuat salah satu spesies heterotrofik dari beberapa dinoflagellata.
■ Gonyaulax catanella adalah dinoflagellata yang berputar sangat ketika mereka bergerak dengan menggunakan dua flagela mereka. Mereka juga salah satu yang terkenal spesies bercahaya dari dinoflagellata, karena mereka mengeluarkan cahaya biru-hijau di perairan yang mereka huni.
■ Noctiluca scintillans adalah spesies dinoflagellata heterotrofik yang memakan plankton yang ditemukan di muara dan daerah dangkal dari landas kontinen. Spesies ini sering disebut sebagai kilauan laut karena menunjukkan bioluminesensi dan menjadi sangat terang ketika terganggu dalam air.
7. Bacillariophyta (Diatom)
Bacillariophyta atau Diatom merupakan alga uniseluler yang tersebar luas di perairan air tawar dan air laut, maupun di tanah-tanah yang lembab. Jumlah diatom sangat banyak, diperkirakan mencapai 16.000 Jenis. Karena jumlahnya yang banyak, diatom yang berperan sebagai salah satu fitoplankton menjadi komponen produsen penting di perairan laut.
Diatom ada yang hidup sendiri dan ada yang berkoloni membentuk filamen. Sebagian hidup bebas di permukaan air, beberapa jenis yang lain hidup menempel pada substrat. Bacillariophyta memiliki makanan yang disimpan sebagai leukosin yang berupa tetes-tetes minyak dan memiliki pigmen fotosintetik, yaitu klorofil a, klorofil c, xantofil, dan karoten.
Bentuk sel diatom memanjang dengan dinding sel atau cangkang yang terdiri atas dua bagian seperti kotak (hipoteka) dengan tutupnya (epiteka). Cangkang tersebut tersusun atas pektin dan silika dengan berbagai bentuk ornamentasi. Apabila diatom mati, tersisa cangkang silika yang tembus cahaya. Cangkang pada diatom dilengkapi dengan lubang kecil yang memungkinkan sel berhubungan dengan lingkungan air.
Diatom mempunyai kelimpahan paling tinggi dan dapat ditemukan di berbagai jenis habitat misalnya tanah basah, dinding batu, karang terjal, gambut dan kulit kayu. Selain itu, Diatom dapat dilihat sebagai buih kuning di atas lumpur pada selokan atau kolam. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa diatom bersifat kosmopolit. Selain bersifat kosmopolit, diatom juga memiliki laju pertumbuhan yang tinggi, misalnya pada perairan yang subur dan tidak tercemar kepadatan populasinya dapat mencapai 2.000 – 10.000 sel per liter air.
Contoh dan Peranan Bacillariophyta (Diatom) dalam Kehidupan
Apakah peranan Diatom dalam kehidupan alam? Peranan diatom sangat penting dalam ekosistem perairan karena merupakan produsen dalam rantai makanan yakni sebagai penghasil bahan organik dan oksigen. Pada ekosistem air tawar, diatom mengambil alih peran flora lain khususnya Cyanophyta dan Chlorophyta. Diatom yang hidup di lautan mempunyai bagian yang penting dalam kehidupan, yaitu sebagai sumber makanan bagi Protista tak berwarna atau hewan-hewan kecil sehingga dapat memperpanjang kehidupan organisme lainnya.
Apabila diatom ini mati, maka ia akan jatuh ke dasar laut, dan karena mengandung silika, dinding selnya tidak akan hancur dan tetap lestari. Endapan besar bahan ini, yang dikenal dengan tanah diatom, dijumpai di banyak bagian permukaan bumi ini. Di tanah Amerika serikat, kumpulan yang terbesar setebal 1.400 kaki (atau lebih dari lima puluh meter) terdapat di California.
Karena tanah diatom ini secara kimiawi lembam dan memiliki sifat-sifat fisika yang luar biasa, maka zat itu amat penting dan bernilai bagi industri. Misalnya digunakan untuk bahan penyaringan, yang secara luas digunakan untuk memisahkan zat berwarna dari produk-produk seperti bensin dan gula. Karena bukan penghantar panas yang baik, maka tanah diatom ini digunakan dalam pipa pemanas dan pipa uap.
Cangkang diatom juaga bersifat menyerap bunyi, sehingga dapat digunakan sebagai bahan dalam alat pengedap suara. Selain itu dimanfaatkan dalam pembuatan cat, pernis, piringan hitam, dan wadah untuk kotak baterai. Karena kerasnya, juga dipakai dalam bahan pelicin dan bahan pengampelas.
Selain itu, juga dimanfaatkan sebagai bahan isolasi, bahan dasar kosmetik, dan penyekat dinamit. Coba Anda pikirkan jika satu sentimeter kubik tanah diatom mengandung 4,6 juta cangkang diatom, apabila dimanfaatkan menjadi berbagai produk seperti telah disebutkan, berapa banyak produk yang bisa dihasilkan? Tentu saja hal ini sangat berarti bagi perekonomian bukan?