Deuteromycota: Pengertian, Ciri, Reproduksi, Cara Hidup, Contoh dan Peranannya
https://www.biologijk.com/2018/04/deuteromycota.html?m=0
Daftar Materi Biologi
Advertisement
Baca Juga:
Jamur dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri spora yang dihasilkan dan bentuk tubuh buah yang terbentuk pada fase reproduktif. Jamur yang telah jelas menunjukkan tingkat seksualnya disebut jamur sempurna (fungi perfekti) sedangkan jamur yang belum jelas tingkat seksualnya disebut jamur tidak sempurna (fungi imperfekti).
Mula-mula jamur dikelompokkan menjadi empat filum atau divisi yaitu Phycomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota. Perkembangan sistem klasifikasi yang baru membagi jamur menjadi enam divisi yaitu:
Nah, pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang definisi, ciri-ciri atau karakteristik, struktur tubuh, cara perkembangbiakan (reproduksi), cara hidup, contoh dan peranan Deuteromycota bagi kehidupan manusia. Untuk itu, silahkan kalian simak baik-baik penjelasan berikut ini. Selamat belajar dan semoga bisa paham.
Pengertian Deuteromycota
Jamur Deuteromycota adalah jamur yang berkembang biak dengan konidia dan belum diketahui tahap seksualnya. Tidak ditemukan askus maupun basidium sehingga tidak termasuk dalam kelas jamur Ascomycota atau Basidiomycota. Oleh karena itu, jamur ini merupakan jamur yang tidak sempurna (jamur imperfecti).
Selain dengan konidia, reproduksi jamur Deuteromycota secara aseksual juga dapat dilakukan dengan membentuk blastospora (berbentuk tunas) dan artrospora (pembentukan spora dengan benang-benang hifa).
Dengan demikian, beberapa jenis jamur yang belum diketahui alat reproduksi generatifnya dimasukkan ke dalam divisi Deuteromycota. Deutermycota atau the imperfect fungi tidak mengalami reproduksi seksual atau mereka menunjukkan tahap aseksual (anamorph) dari jamur yang memiliki tahap seksual (teleomorph).
Jamur Deuteromycota menyerupai Ascomycota (septanya sederhana). Jadi, kelompok jamur ini bisa dikatakan sebagai “keranjang sampah”, tempat sementara untuk menampung jenis-jenis jamur yang belum jelas statusnya. Apabila pada penelitian berikutnya ditemukan cara reproduksi seksualnya, maka suatu jenis jamur anggota Deuteromycota akan bisa dikelompokkan ke dalam divisi Ascomycota atau divisi Basidiomycota.
Sebagai contoh jamur Monilia sitophila (jamur oncom), sebelum diketahui reproduksi seksualnya digolongkan pada Deuteromycota, tetapi sekarang setelah diketahui reproduksi seksualnya yaitu dengan menghasilkan askospora di dalam askus (peritesium), dikelompokkan ke dalam Ascomycota dan diganti dengan nama Neurospora sitophila atau Neurospora crassa.
Namun masih ada ahli yang menggolongkan Jamur Penicillium dan Aspergillus ke dalam Deuteromycotina dengan alasan karena tingkat konidiumnya begitu jelas dan tidak asing lagi, meskipun tingkat seksualnya telah diketahui dengan baik.
Info Biologi!
|
Jamur oncom pada mulanya digolongkan dalam Deuteromycota, tetapi oleh seorang ahli Indonesia Prof. Dwidjoseputero dari IKIP Malang yang mengadakan penelitian berhasil menemukan bahwa jamur Monila sitophila dapat melakukan reproduksi seksual, yaitu menghasilkan askus. Selanjutnya, jamur ini dimasukkan dalam Ascomycota dan diubah namanya menjadi Neurospora sitophila.
|
Ciri-Ciri Deuteromycota
Secara umum, ciri-ciri atau karakteristik jamur yang termasuk dalam divisi Deuteromycota antara lain sebagai berikut.
■ Multiseluler (bersel banyak) yang membentuk hifa tak bersekat, namun beberapa jenis merupakan organisme bersel tunggal yang membentuk pseudomiselium (miselium semu) pada kondisi lingkungan yang menguntungkan.
■ Sebagian besar mikroskopis (tidak dapat diamati dengan mata telanjang).
■ Dinding sel terbuat dari zat kitin.
■ Pada jenis-jenis tertentu ditemukan hifa bersekat dengan sel yang berinti satu, namun kebanyakan berinti banyak..
■ Terbentuk spora secara vegetatif dan belum diketahui fase kawinnya sehinga disebut jamur tidak sempurna atau imperfekti.
■ Berkembang biak dengan membentuk spora aseksual melalui fragmentasi dan konidium yang bersel satu atau bersel banyak. Sedangkan reproduksi seksual belum diketahui.
■ Banyak yang bersifat merusak atau menyebabkan penyakit pada hewan-hewan ternak, manusia dan tanaman budidaya.
■ Hidup secara saprofit maupun parasit.
■ Biasanya berhabitat di tempat yang lembab.
Cara Hidup Deuteromycota
Semua jamur anggota divisi artifisial ini bereproduksi secara aseksual dengan konidia. Konidia dibentuk diujung konidiosfora, secara langsung pada hifa yang bebas. Beberapa jenis hidup pada dedaunan dan sisa-sisa tumbuhan yang tenggelam di dasar sungai yang berarus deras.
Beberapa kelompok yang lain merupakan parasit pada protozoa dan hewan-hewan kecil lainnya dengan berbagai cara. Beberapa jenis juga ditemui pada semut dan sarang rayap.
Beberapa jamur parasit pada hewan-hewan kecil mengembangkan unbranched body di dalam tubuh korbannya, kemudian secara perlahan-lahan menyerap nutrien sampai korbannya mati. Setelah itu jamur tersebut memproduksi rantai spora yang mungkin menempel atau termakan oleh hewan-hewan lain yang akan menjadi korbannya.
Cara lain adalah dengan menangkap mangsanya dengan hifa yang dapat menusuk, dengan menumpangi dan melekat pada amuba. Salah satu kelompok jamur penghuni tanah ada yang mampu menangkap cacing nematoda dengan membentuk cincin hifa atau hyphal loop.
Ukuran cicin hifa tersebut lebih kecil dari ukuran tubuh nematoda dan runcing pada kedua ujungnya. Ketika nematoda memasukkan kepalanya ke dalam cincin hifa, cacing tersebut cenderung berusaha keluar dengan bergerak maju, bukan mundur, sehingga cacing tersebut justru terjebak pada kumparan hifa jamur tersebut. Perhatikan gambar berikut ini.
Setelah berhasil menjerat korbannya, jamur tersebut kemudian membentuk haustoria yang tumbuh menembus ke dalam tubuh cacing dan mencernanya.
Cara Reproduksi Deuteromycota
■ Reproduksi aseksual terjadi dengan menghasilkan konidia atau menghasilkan hifa khusus yang disebut konidiofor.
■ Meskipun tidak memiliki reproduksi seksual, tetapi rekombinasi genetiknya masih dapat terjadi, sehingga disebut dengan paraseksualitas. Siklus paraseksual ini merupakan proses mengirim materi genetik tanpa melalui pembelahan meiosis dan perkembangan dari struktur seksual.
Contoh Deuteromycota dan Peranannya
Pada manusia, jamur anggota divisi Deuteromycota umumnya menyebabkan penyakit. Contoh-contohnya adalah sebagai berikut.
■ Epidermophyton floocosum menyebabkan penyakit kaki atlet (kutu air).
■ Microsporum sp. dan Trichophyton sp. menyebabkan penyakit kurap atau panu. Karena hidup dikulit, kedua jamur tersebut sering disebut juga sebagaidermatophytes.
■ Candida albicans merupakan jamur mikroskopis yang memiliki bentuk tubuh mirip ragi, tetapi sifat hidupnya adalah parasit. Penyakit yang ditimbulkannya adalah penyakit keputihan yang terjadi karena adanya infeksi pada vagina.
■ Tinea versicolor penyebab panu.
■ Melazasia fur-fur, penyebab panu.
■ Trychophyton tonsurans, menimbulkan ketombe di kepala.
Deuteromycota juga memiliki beberapa anggota yang merupakan penyebab penyakit pada tanaman, di antaranya adalah sebagai berikut.
■ Sclerotium rolfsie adalah jamur yang menyebabkan penyakit busuk pada tanaman budidaya.
■ Helminthosporium oryzae adalah contoh jamur parasit yang dapat merusak kecambah dan buah serta dapat menimbulkan noda-noda berwarna hitam pada daun inangnya (padi dan jagung).
■ Alternaria parasit pada tanaman kentang.
■ Fusarium parasit pada tanaman tomat dan kapas.
■ Diplodia parasit pada tanaman jagung.
■ Verticillium banyak menyerang bibit tanaman.
■ Colletrichum parasit pada bawang merah.
Makasih
ReplyDeleteMksh y
ReplyDeleteThanks for your information
ReplyDeleteBig thanks for your information
ReplyDeleteThaks you
ReplyDeleteThanks:))
ReplyDeletethank you for the information, it help me a lot
ReplyDelete