6 Macam Filum Protozoa (Protista Mirip Hewan), Gambar, Contoh dan Peranannya dalam Kehidupan
https://www.biologijk.com/2018/01/protista-mirip-hewan.html
Daftar Materi Biologi
Advertisement
Baca Juga:
Protozoa artinya hewan pertama (protos = pertama; zoon = hewan), digambarkan sebagai organisme mirip hewan karena dapat bergerak dan mengambil makanan dari organisme lain. Protozoa dibagi ke dalam 6 filum, yaitu Zoomastigophora, Rhizopoda, Apicomplexa, Ciliophora, Foraminifera, dan Actinopoda. Berikut adalah tabel ciri umum sebagian filum yang termasuk Protozoa.
No
|
Filum
|
Ciri Umum
|
Contoh Spesies
|
1
|
Mastigophora
|
Flagellata, menggunakan flagel atau bulu cambuk untuk bergerak dan memangsa, umumnya uniseluler, beberapa berkoloni
|
Triconympha sp. dan Trypanasoma sp.
|
2
|
Rhizopoda
|
Pseudopodia atau kaki semu untuk bergerak dan memangsa
|
Amoeba proteus
|
3
|
Ciliophora
|
Cilia atau rambut getar digunakan untuk bergerak dan memangsa, umumnya uniseluler, beberapa sesil dan berkoloni
|
Stylonychia sp., Paramaecium sp.
|
4
|
Apicomplexa
|
Sebelumnya dikenal sebagai sporozoa, parasit pada hewan dan manusia dengan siklus hidup yang rumit
|
Plasmodium
|
5
|
Foraminifera
|
Memangsa dan bergerak menggunakan pseudopodia halus yang saling berhubungan
|
Globigerina
|
6
|
Actinopoda
|
Memangsa dengan axopodia (pseudopodia yang runcing dan menyebar), memiliki rangka silika
|
Helizoa dan Radiozoa
|
Semuanya termasuk organisme uniseluler, eukariot, dan heterotrofik. Perbedaan utama enam filum ini hanya dalam cara pergerakannya.
1. Zoomastigophora (Zooflagellata)
Semua Zooflagellata memiliki minimal satu flagellum. Organel serbaguna ini dapat mendorong organisme bergerak, merasakan lingkungannya, dan menjerat mangsa. Zooflagellata sangat beragam, banyak yang hidup bebas di habitat tanah atau air, bersimbiosis, hidup di dalam organisme lain dengan hubungan mutualisme atau parasitik. Salah satu contoh simbiosis mutualisme yaitu Triconympha sp. yang hidup dalam usus rayap.
Kemampuan Triconympha sp. mengurai selulosa, memberi kemampuan pada rayap untuk mengonsumsi kayu. Zooflagellata dari genus Trypanosoma sp. bertanggung jawab terhadap penyakit tidur yang dapat menyebabkan kematian. Zooflagellata ini disebarkan melalui lalat tse tse.
2. Rhizopoda (Amoeba)
Rhizopoda memiliki membran plasma yang fleksibel dan dapat melebar ke arah mana pun, membentuk pseudopodia (kaki semu) yang digunakan untuk bergerak dan mendapatkan makanan. Rhizopoda yang dikenal dengan sebutan Amoeba biasanya ditemukan di danau atau di kolam.
Amoeba tidak mempunyai organel-organel sel yang banyak, seperti pada Zooflagelata ataupun Ciliophora. Akan tetapi, Amoeba memiliki struktur internal kompleks dan memiliki kemampuan yang baik dalam merasakan serta menangkap mangsa.
3. Actinopoda (Heliozoa dan Radiozoa)
Actinopoda artinya kaki sinar. Pemberian nama ini mengacu pada bentuk pseudopodia runcing yang memencar dari tubuh Actinopoda. Pseudopodia tipe ini disebut axopodia. Axopodia membantu organisme ini mengapung dan memangsa organisme yang lebih kecil.
Heliozoa umumnya hidup di air tawar dan menggunakan axopodia untuk memangsa, sedangkan Radiozoa umumnya hidup di laut dengan cangkang bersilikat yang berbeda-beda pada setiap spesies.
4. Apicomplexa (Sporozoa)
Semua organisme Apicomplexa, sebelumnya disebut sporozoa, bersifat parasitik dan hidup di dalam tubuh atau sel inang mereka. Mereka memiliki kemampuan membentuk spora, suatu struktur tetap yang penyebarannya melalui makanan, air, atau gigitan serangga.
Sporozoa tidak memiliki alat gerak, namun mengandung organel kompleks yang membantunya menempel dan menyerang inang. Banyak anggotanya memiliki siklus hidup yang kompleks. Oleh karena itulah filum ini disebut Apicomplexa. Salah satu contoh Sporozoa yang terkenal adalah penyebab penyakit malaria, yaitu Plasmodium.
Terdapat beberapa spesies Plasmodium.
■ Plasmodium falciparum yang memiliki masa sporulasi tidak menentu, antara 1–3 × 24 jam dan merupakan penyebab penyakit malaria tropika.
■ Plasmodium vivax yang memiliki masa sporulasi setiap 2 × 24 jam dan merupakan penyebab penyakit malaria tertiana.
■ Plasmodium malariae yang memiliki masa sporulasi setiap 3 × 24 jam dan merupakan penyebab penyakit malaria kuartana.
Penyebaran Plasmodium terjadi ketika nyamuk Anopheles betina menusuk manusia yang terkena penyakit malaria. Plasmodium akan terbawa bersama darah bersama ke dalam tubuh nyamuk dalam bentuk gametosit. Di dalam tubuh nyamuk, gametosit berubah menjadi gamet jantan dan gamet betina, lalu terjadi fertilisasi.
Zigot hasil fertilisasi merupakan fase haploid dari seluruh siklus hidup Plasmodium. Zigot menerobos dinding usus dan mengisap makanan dari tubuh nyamuk. Zigot berkembang menjadi oosista yang mengandung ratusan sporozoit. Sporozoit yang terbentuk berpindah ke kelenjar air liur (saliva). Perhatikan siklus hidup plasmodium berikut ini.
Jika nyamuk betina mengisap darah manusia sehat, sporozoit akan dikeluarkan bersama zat antikoagulan (zat anti pembekuan darah) dari nyamuk menuju peredaran darah manusia. Kemudian, menuju ke sel hati. Setelah beberapa hari, akan terjadi pembelahan dan terbentuklah merozoit yang menyerang sel-sel darah merah.
Setelah sel-sel darah merah pecah (sporulasi), merozoit akan keluar dan mencari sel darah merah baru. Pada saat sel-sel darah merah pecah, penderita akan merasa demam. Siklus demam bergantung pada spesies Plasmodium. Setelah mengalami beberapa kali pembelahan, beberapa merozoit berubah menjadi gametosit.
Gametosit ini berada di dalam peredaran darah dan dapat terbawa oleh Anopheles betina lainnya. Walaupun obat chloroquinone (kina) dapat membunuh parasit malaria, amat disayangkan parasit ini mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kekebalan tubuhnya terhadap chloroquinone.
Program pemusnahan nyamuk Anopheles tidak berjalan dengan lancar karena nyamuk ini menjadi resisten atau tahan terhadap pestisida. Para peneliti berharap dapat menggunakan teknik rekayasa genetik untuk membuat nyamuk Anopheles memiliki kemampuan untuk membunuh parasit Plasmodium, bukan menyebarkannya.
5. Ciliophora (Ciliata)
Anggota Filum Ciliophora merupakan organisme uniseluler soliter yang umumnya hidup di air tawar. Ciliata memiliki banyak organel yang terspesialisasi, termasuk cilia (tunggal cilium), struktur mirip rambut pendek di luar tubuhnya. Cilia mungkin menutupi seluruh bagian tubuh Ciliata atau terlokalisasi.
Pada genus Paramaecium, cilia menutupi seluruh bagian permukaan tubuh. Koordinasi yang baik pada cilia menyebabkan mereka dapat bergerak dengan cepat, sekitar satu milimeter per detiknya. Walaupun merupakan sel tunggal, Paramaecium dapat merespons lingkungan sekitarnya dengan baik.
Jika bertemu dengan bahan kimia berbahaya atau penghalang, sel secara cepat akan mundur dengan gerakan cilia menuju arah yang berbeda. Ciliata adalah predator yang ulung. Beberapa Ciliata, termasuk Paramaecium dan Didinium, membuat mangsa mereka tidak dapat bergerak dengan melepaskan jarum-jarum yang disebut trikosista yang menempel pada tubuh mereka.
Mangsa kemudian dibawa ke dalam struktur mirip mulut dan dicerna pada vakuola yang sewaktu-waktu berfungsi seperti perut. Sisa makanan tersebut kemudian dikeluarkan melalui eksositosis. Air yang berlebihan diakumulasikan di dalam vakuola yang secara periodik berkontraksi untuk mengosongkan cairan melalui lubang yang disebut pori anal.
6. Foraminifera
Foraminifera merupakan Protozoa yang hidup di air laut. Anggota filum ini umumnya hidup di pasir atau menempel pada batu dan alga. Akan tetapi, beberapa terdapat juga sebagai plankton. Foraminifera memiliki cadangan yang terbuat dari kalsium karbonat. Dari semua spesies Foraminifera yang teridentifikasi, 90% adalah fosil. Cangkang Foraminifera yang telah menjadi fosil, merupakan komponen penyusun sedimen laut
Contoh dan Peranan Protozoa dalam Kehidupan
Peranan Protozoa atau Protista Mirip Hewan dalam kehidupan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu peranan yang menguntungkan dan peranan yang merugikan. Lalu apa saja peranan menguntungkan dan merugikan tersebut? Berikut ini penjelasannya.
■ Peran yang menguntungkan
Protozoa yang hidup di air tawar dan air laut merupakan zooplankton yang menjadi salah satu sumber makanan bagi hewan air termasuk udang, ikan, kepiting yang secara ekonomis bermanfaat bagi manusia. Peran protozoa lainnya adalah dalam mengontrol jumlah bakteri di alam karena protozoa merupakan pemangsa bakteri.
Foraminifera, kerangkanya yang telah kosong mengendap di dasar laut membentuk tanah globigerina, yang berguna globigerina sebagai petunjuk adanya minyak bumi. Radiolaria, kerangkanya jika mengendap di dasar laut menjadi tanah radiolaria yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok.
■ Peran yang merugikan
Protozoa dapat ditemukan di mana-mana karena termasuk organisme kosmopolit. Oleh karena itu, beberapa jenis protozoa dapat mengancam kesehatan manusia karena dapat menyebabkan penyakit. Protozoa yang merugikan manusia sebagai penyebab penyakit antara lain:
● Toxoplasma gondii, penyebab toksoplasmosis;
● Plasmodium sp, penyebab penyakit malaria;
● Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodosiense, penyebab penyakit tidur;
● Leishmania sp, penyebab penyakit kalaazar;
● Trichomonas vaginalis, penyebab penyakit pada alat kelamin wanita;
● Entamoeba histolytica, penyebab penyakit disentri.
jos
ReplyDelete