Fungi (Jamur): Pengertian, Ciri, Struktur, Reproduksi, Klasifikasi, Contoh Dan Peranan Bagi Kehidupan
https://www.biologijk.com/2018/01/kingdom-fungi.html?m=0
Daftar Materi Biologi
Advertisement
Baca Juga:
Mungkin kalian pernah mengamati halaman rumah, kebun, atau tempat-tempat lain yang lembab dan teduh pada saat musim hujan. Di sana dapat kalian temukan suatu organisme seperti tumbuhan kecil, bewarna-warni, dan berbentuk payung. Organisme tersebut adalah jamur atau cendawan, yang merupakan anggota Kingdom Fungi (Dunia Jamur). Lantas, apa sebenarnya jamur itu? Apa saja yang bisa disebut jamur dan bagaimana cara hidupnya? Termasuk tumbuhan atau bukan? Mari kita cari tahu jawabannya.
Kata jamur atau fungi mungkin akan selalu kita maknai sebagai cendawan, yaitu organisme yang pendek, seperti serbuk atau spons, tubuhnya berwarna-warni, dan tumbuh di atas tanah seperti tumbuhan. Meskipun cendawan adalah organisme yang umum kita sebut sebagai jamur (jamur yang sebenarnya), dan sebagian besar jamur tersebut terlihat hidup di atas tanah, tetapi kata fungi memiliki makna yang lebih luas.
Fungi atau jamur didefinisikan sebagai kelompok organisme eukariotik, tidak berpindah tempat (nonmotile), bersifat uniselular atau multiselular, memiliki dinding sel dari glukan, mannan, dan kitin, tidak berklorofil, memperoleh nutrien dengan menyerap senyawa organik, serta berkembang biak secara seksual dan aseksual.
|
Banyak jenis jamur yang dimanfaatkan sebagai sumber makanan secara langsung atau untuk memproses bahan makanan dan digunakan dalam industri dan laboratorium. Ilmu yang mempelajari jamur disebut mikologi. Di alam ada sekitar 100.000 jenis jamur yang sudah dikenal dan lebih dari 1.000 jenis baru yang berhasil dideskripsikan oleh para ahli setiap tahunnya. Bahkan mungkin masih ada sekitar 200.000 jenis lain yang sampai saat ini belum ditemukan atau dideskripsikan.
Sementara itu, kegiatan manusia dalam mengeksploitasi alam berpeluang mengancam keberlangsungan hidup organisme tersebut. Perusakan hutan hujan tropis yang hampir terjadi setiap hari atau perusakan habitat jamur yang lain tidak diragukan lagi berpotensi membawa jenis- jenis organisme berspora tersebut kepada kepunahan, bahkan sebelum mereka sempat ditemukan dan dipelajari oleh para ahli.
Mengapa jamur tidak digolongkan sebagai tumbuhan (Kingdom Plantae)?
Jamur bersifat heterotrof, mendapatkan makanan dari organisme lainnya dengan cara mensekresikan enzim yang menguraikan makanan menjadi molekul sederhana sehingga dapat diserap sel-sel jamur. Sebagian besar anggota kingdom Fungi hidup secara saprofit, mendapatkan makanan dari makhluk hidup yang telah mati atau bahan organik yang membusuk. Karena itulah, jamur memiliki kingdom tersendiri dan dipisahkan dari kingdom Plantae.
Dimanakah habitat (tempat hidup) jamur?
Jamur dapat tumbuh subur pada lingkungan yang sudah tersedia makanan (zat organik), suhu, kelembaban yang sesuai, pH kurang dari 7 (asam), dan lingkungan yang beroksigen walaupun kebutuhan oksigennya rendah. Kebanyakan jamur bersifat mesofilik yaitu tumbuh optimum pada suhu 20° – 30°C. Namun ditemukan juga jenis jamur termofilik yang mampu tumbuh pada suhu di atas 50°C. Pada suhu 0°C atau kurang beberapa jamur psikrofilik dapat hidup dan disebut jamur salju. Jamur inilah yang sering merusak bahan makanan yang didinginkan.
Bagaimanakah cara jamur mendapatkan makanan?
Jamur yang prinsip nutrisinya adalah heterotrof menyebabkannya memiliki kemampuan hidup sebagai pemakan sampah (saprofit) maupun sebagai penumpang yang mencuri makanan dari inangnya (parasit).
1. Jamur saprofit
Adalah jamur yang makanannya berupa senyawa organik yang telah diuraikan. Jamur ini memiliki enzim-enzim tertentu yang dapat merombak senyawa-senyawa organik. Biasanya jamur ini hidup dibagian organisme yang telah mati, misalnya pada serasah atau batang kayu yang telah lapuk.
2. Jamur parasit
Adalah jamur yang menyerap makanan dari organisme yang ditumpanginya. Sifat parasit ini masih dapat dibedakan lagi menjadi parasit obligat dan parasit fakultatif. Jamur parasit obligat adalah jamur yang hanya bisa hidup sebagai parasit. Bila ia berada di luar inangnya, maka ia akan mati.
Contohnya adalah Pneumonia carinii (parasit pada paru-paru penderita AIDS), Epidermophyton floocosum (penyebab penyakit kaki atlet), dan Ustilago maydis (jamur parasit pada tanaman jagung). Sedangkan jamur parasit fakultatif adalah jamur yang di samping hidup parasit, ia juga bisa hidup sebagai saprofit. Jamur tersebut akan bersifat parasit ketika mendapatkan hospes.
Jamur memperoleh makanan dengan menyerap karbohidrat terlarut secara langsung seperti glukosa, sukrosa, dan fruktosa. Jika yang tersedia adalah polisakarida tak larut seperti selulosa, pati, hemiselulosa, dan lignin, maka jamur mengeluarkan enzim untuk mencerna secara ekstraseluler dan menyerap hasilnya. Selain membutuhkan zat organik yang diperoleh dari makhluk hidup lain, jamur juga memerlukan beberapa zat anorganik dalam metabolismenya.
|
Bagaimanakah cara hidup jamur?
Jamur memiliki kemampuan hidup yang sangat mengesankan. Jamur juga dapat hidup pada suhu sekitar 22oC – 30oC. Bahkan ada beberapa jenis jamur yang dapat tumbuh dengan subur pada temperatur sekitar -5oC. Jamur juga dapat hidup pada tempat yang mengandung gula atau garam. Dan mekanisme hidup lainnya adalah jamur mampu memanfaatkan berbagai bahan makanan untuk memenuhi keperluan hidupnya, tetapi tidak dapat menggunakan senyawa karbon anorganik, seperti halnya bakteri.
Ciri-Ciri Fungi (Jamur)
Jamur adalah organisme unik yang umumnya berbeda dari organisme eukariotik lain. Perbedaan itu dapat kita lihat pada struktur tubuh dan cara hidupnya. Adapun ciri-ciri atau karakteristik jamur secara umum adalah sebagai berikut.
■ Jamur merupakan makhluk hidup yang sudah mempunyai membran inti (eukariotik).
■ Tidak memiliki klorofil, sehingga jamur tidak berfotosintesis.
■ Jamur bersifat heterotrof (tidak dapat membuat makanannya sendiri).
■ Dinding sel dari zat kitin dan β-glukan.
■ Keturunan diploid singkat.
■ Jamur merupakan generasi haloid (n).
■ Jamur tidak memiliki jaringan-jaringan yang terspesialisasi yaitu memiliki akar, batang dan daun, seperti tumbuhan sehingga keseluruhannya disebut talus.
■ Talus jamur ada yang membentuk struktur menyerupai akar, batang, dan daun tumbuhan.
■ Tubuhnya terdiri dari filamen atau benang bercabang-cabang halus yang disebut hifa. Berdasarkan morfologinya, hifa dibedakan menjadi tiga macam seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut.
Jenis Hifa
|
Pengertian
|
Hifa aseptat (senosit)
|
yaitu hifa yang tidak mempunyai sekat atau septum.
|
Hifa septat uninukleus
|
yaitu hifa yang disusun oleh sel-sel berinti tunggal dan memiliki sekat yang membagi hifa menjadi ruang-ruang, dan setiap ruang memiliki satu inti sel.
|
Hifa septat multinukleus
|
yaitu hifa yang disusun oleh sel-sel berinti banyak dan memiliki sekat yang membagi hifa menjadi ruang-ruang, dan setiap ruang memiliki inti sel lebih dari satu.
|
■ Benang hifa berkumpul membentuk suatu anyaman masa atau gumpalan yang disebut miselium (miselium = kumpulan beberapa hifa). Terdapat dua jenis miselium jamur, yaitu seperti yang diperlihatkan pada tabel berikut.
Jenis Miselium
|
Fungsi
|
Miselium vegetatif/somatik
|
Menyerap zat organik dari lingkungannya
|
Miselium reproduktif
|
Menghasilkan spora untuk perkembangbiakan
|
■ Hifa jamur berbentuk benang-benang halus yang berisi protoplasma. Setiap hifa lebarnya antara 5 – 10 mikrometer.
■ Sebagian jamur hifanya bersekat-sekat yang disebut septa.
■ Beberapa jenis jamur pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan membentuk miselium yang membulat yang tahan terhadap pengaruh lingkungan yang disebut sklerotia.
■ Jamur memiliki tubuh buah yang disebut sporofor. Tubuh buah inilah yang tampak sehari-hari dan bervariasi dalam ukuran, bentuk, warna, dan ketahanan hidupnya.
■ Jamur ada yang bersel banyak (multiseluler) dan ada juga yang bersel satu (uniseluler). Struktur tubuh jamur bersel banyak (multiseluler) terdiri atas miselium, sedangkan jamur uniseluler misalnya khamir (ragi) tidak membentuk miselium.
■ Jamur ada yang bersifat saprofit dan juga parasit. Jamur saprofit banyak ditemukan di atas tanah, kayu lapuk, dan bangkai hewan, misalnya, jamur kuping, jamur merang, dan jamur kayu. Sementara itu, jamur parasit dapat ditemukan menempel pada kulit manusia, misalnya, jamur panu.
■ Selain bersifat saprofit dan parasit, jamur juga ada yang hidup bersama (bersimbiosis) dengan organisme lain.
■ Hidup di tempat-tempat yang lembab, sedikit asam, dan tidak begitu memerlukan cahaya matahari.
■ Jamur hidup dari senyawa-senyawa organik yang diabsorbsi dari organisme lain.
■ Bentuk dan ukuran jamur sangat bervariasi, ada yang berbentuk seperti lembaran, misalnya jamur kuping, dan ada yang berbentuk seperti payung, misalnya jamur merang.
■ Beberapa jamur ada yang bersifat dimorfisme, yaitu dapat berubah bentuk sesuai kondisi lingkungan. Contohnya jamur Histoplasma capsulatum (dapat menyebabkan tuberculosis pada manusia) tumbuh normal di tanah membentuk miselium, tetapi jika berada di dalam tubuh manusia akan berbentuk uniseluler akibat peningkatan suhu dan tersedia cukup makanan.
Struktur Tubuh Fungi (Jamur)
Anggota kingdom Fungi terdiri atas organisme uniseluler dan multiseluler. Jamur yang terdiri atas banyak sel (multiseluler) diklasifikasikan berdasarkan sporanya dan bentuk tubuh setelah dewasa. Spora jamur mempunyai sifat dapat membentuk filamen multiseluler yang disebut dengan hifa.
Sel jamur mempunyai dinding sel yang tersusun atas karbohidrat dan protein, disebut kitin. Sebagian besar jamur mempunyai bentuk berupa filamen, sedangkan jamur yang sering kita lihat berbentuk tubuh buah jamur. Perhatikan gambar berikut ini.
Tubuh buah merupakan struktur reproduksi jamur yang bersifat sementara. Struktur ini berasal dari bagian utama tubuh jamur, yaitu miselium. Miselium terbentuk dari kumpulan hifa (jamak: hyphae), struktur jamur berupa lembaran-lembaran halus serupa benang. Hifa dibagi menjadi sel-sel oleh sekat atau septum (jamak, septa). Septa umumnya memiliki pori yang cukup untuk mengalirkan isi sel dari satu sel ke sel yang lain. Perhatikan gambar berikut.
Beberapa jamur yang hifanya tidak bersekat, dikenal sebagai senositik. Sebagian besar jamur membentuk dinding selnya terutama dari kitin (chitin), suatu karbohidrat yang mengandung nitrogen. Jamur parasitik umumnya memiliki sejumlah hifa yang termodifikasi sebagai hausteria, ujung hifa penyerap makanan yang menembus jaringan inang. Miselium jamur tumbuh sangat cepat, menyebar ke tempat sekitarnya.
Jamur tidak mempunyai kemampuan untuk bergerak. Namun, spora jamur banyak terdapat di udara dan dapat tumbuh dengan cepat di lingkungan yang menguntungkan, seperti pada roti yang lembap, batang yang membusuk, ataupun di tanah. Seperti halnya hewan, jamur merupakan organisme heterotrof.
Jamur bertahan hidup dengan menyerap nutrisi dari lingkungan atau tubuh hewan yang telah mati. Jamur lainnya mendapat nutrisi dari organisme yang masih hidup dan merupakan parasit penyebab penyakit. Ada pula jenis jamur yang melakukan simbiosis mutualisme dengan organisme lain, termasuk Lichenes dan mikoriza.
Cara Reproduksi Fungi (Jamur)
Secara alamiah, jamur dapat berkembang biak dengan dua cara, yaitu secara aseksual dan seksual. Secara aseksual dilakukan dengan pembelahan, yaitu dengan cara sel membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa, penguncupan, yaitu dengan cara sel anak yang tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inangnya atau pembentukan spora.
Spora aseksual ini berfungsi untuk menyebarkan spesiesnya dalam jumlah yang besar dengan melalui perantara angin atau air. Ada beberapa macam spora aseksual, di antaranya seperti berikut.
■ Konidiospora, merupakan konidium yang terbentuk di ujung atau di sisi hifa. Ada yang berukuran kecil, bersel satu yang disebut mikrokonidium, sebaliknya konidium yang berukuran besar dan bersel banyak disebut makrokonidium.
■ Sporangiospora, merupakan spora bersel satu yang terbentuk dalam kantung yang disebut sporangium, pada ujung hifa khusus. Ada dua macam sporangiospora yang tidak bergerak (nonmotil) disebut aplanospora dan sporangiospora yang dapat bergerak karena mempunyai flagela yang disebut zoospora.
■ Oidium/artrospora, yaitu spora bersel tunggal yang terbentuk karena terputusnya sel-sel hifa.
■ Klamidospora, merupakan spora bersel satu, berdinding tebal, dan sangat resisten terhadap keadaan yang buruk. Spora ini terbentuk dari sel-sel hifa yang somatik.
■ Blatospora merupakan tunas/kuncup pada sel-sel khamir.
Macam-macam bentuk spora aseksual dapat kalian amati pada gambar berikut ini.
Perkembangbiakan jamur secara seksual dilakukan dengan peleburan inti sel/nukleus dari dua sel induknya. Reproduksi secara seksual ini lebih jarang dilakukan dan jumlahnya lebih sedikit dibandingkan secara aseksual. Perkembangbiakan ini terjadi apabila berada dalam keadaan tertentu. Seperti halnya spora aseksual jamur, jenis spora seksual jamur pun bermacam-macam, yaitu sebagai berikut.
Tabel Macam-Macam Spora Seksual Jamur
No.
|
Spora Seksual
|
Keterangan
|
1.
|
Askospora
|
Merupakan spora bersel satu yang terbentuk di dalam kantung yang dinamakan askus. Dalam setiap askus terdapat askospora
|
2.
|
Basidiospora
|
Merupakan spora bersel satu yang terbentuk di atas struktur berbentuk gada yang dinamakan basidium.
|
3.
|
Zygospora
|
Merupakan spora besar berdinding tebal, terbentuk dari ujung-ujung dua hifa yang serasi yang dinamakan gametangia.
|
4.
|
Oospora
|
Merupakan spora yang terbentuk dari pertemuan antara gamet betina (oogonium) dan gamet jantan (anteridium), sehingga akan terjadi pembuahan (oosfer) dan akan menghasilkan oospora.
|
Macam-macam bentuk spora seksual fungi atau jamur dapat kalian amati pada gambar berikut ini.
Klasifikasi Fungi (Jamur)
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa berbagai macam jamur mempunyai ciri-ciri seperti spora seksual dan struktur tubuh buah dengan tahap-tahap seksual dalam daur hidupnya. Oleh karena itu, berdasarkan pada cara dan ciri reproduksinya, jamur dikelompokkan dalam empat divisi, yaitu Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota. Berikut ini penjelasan keempat divisi tersebut.
1. Divisi Zygomycota
Ciri-ciri Zygomycota
Zigomycota memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
■ Hifa tidak bersekat dan bersifat koenositik (mempunyai beberapa inti).
■ Dinding sel tersusun dari kitin.
■ Reproduksi aseksual dan seksual.
■ Hifa berfungsi untuk menyerap makanan, yang disebut rhizoid.
Contoh: Rhizopus oligoporus (jamur tempe), Rhizopus nigricans.
Reproduksi Zygomycota
Aseksual
(1) Ujung hifa membentuk gelembung sporangium yang menghasilkan spora.
(2) Bila spora jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa baru.
(3) Hifa bercabang-cabang membentuk miselium.
(4) Tubuh jamur terdiri dari rhizoid, sporangiofor dengan sporangiumnya, dan stolon.
(5) Sporangium menghasilkan spora baru.
Seksual
(1) Dua ujung hifa berbeda, yaitu hifa– dan hifa+ bersentuhan.
(2) Kedua ujung hifa menggelembung membentuk gametangium yang terdapat banyak inti haploid.
(3) Inti haploid gametangium melebur membentuk zigospora diploid.
(4) Zigospora berkecambah tumbuh menjadi sporangium.
(5) Di dalam sporangium terjadi meiosis dan menghasilkan spora haploid. Spora haploid keluar, jika jatuh di tempat cocok akan tumbuh menjadi hifa.
2. Divisi Ascomycota
Ciri-ciri Ascomycota
Ascomycotina memiliki ciri-ciri, antara lain:
■ Hifa bersekat-sekat dan di tiap sel biasanya berinti satu.
■ Bersel satu atau bersel banyak.
■ Beberapa jenis Ascomycota dapat bersimbiosis dengan ganggang hijau dan ganggang biru membentuk lumut kerak.
■ Mempunyai alat pembentuk spora yang disebut askus, yaitu suatu sel yang berupa gelembung atau tabung tempat terbentuknya askospora. Askospora merupakan hasil dari reproduksi generatif.
■ Dinding sel dari zat kitin.
■ Reproduksi seksual dan aseksual.
Contoh: Sacharomyces cereviceae, Penicillium chrysogenum, Penicillium notatum, Neurospora sitophilla, dan Neurospora crassa.
Reproduksi Ascomycota
Reproduksi dapat dilakukan secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual).
Aseksual
■ Bersel Satu (Uniselluler)
Dengan membentuk tunas, misalnya pada Sacharomyces cereviceae.
■ Bersel Banyak (Multiseluler)
Dengan konidia (konidiospora), misalnya pada Penicillium. Konidiospora, yaitu spora yang dihasilkan secara berantai berjumlah empat butir oleh ujung suatu hifa, hifa tersebut disebut konidiofor.
Seksual
■ Bersel satu
Konjugasi antara dua gametangia (misalnya dua sel Sacharomyces, berfungsi sebagai gametangia), menghasilkan zigot diploid (2n). Zigot membesar menjadi askus. Di dalam askus terbentuk delapan askospora yang tersusun dalam dua jalur atau satu jalur. Di dalam askus terjadi meiosis dan terbentuk empat askospora haploid (n).
■ Bersel banyak
(1) Hifa membentuk antheridium dan askogonium (oogonium).
(2) Askogonium membentuk tonjolan yang disebut trikogen yang menghubungkan antara askogonium dan antheridium.
(3) Inti-inti askogonium berpasangan dan inti tersebut membelah membentuk hifa yang berisi satu pasang inti (hifa dikarion= hifa berinti dua).
(4) Hifa dikarion kemudian memanjang dan membentuk miselium yang akan membentuk badan buah.
(5) Selanjutnya ujung-ujung dikarion membentuk askus.
(6) Dua inti sel bersatu, kemudian mengadakan pembelahan meiosis, sehingga terbentuk askospora yang haploid.
3. Divisi Basidiomycota
Ciri-ciri Basidiomycota
Basidiomycota memiliki ciri-ciri, antara lain:
■ Hifanya bersekat, mengandung inti haploid.
■ Mempunyai tubuh buah yang bentuknya seperti payung yang terdiri dari bagian batang dan tudung. Pada bagian bawah tudung tampak adanya lembaran-lembaran (bilah) yang merupakan tempat terbentuknya basidium. Tubuh buah disebut basidiokarp.
■ Reproduksi secara seksual dan aseksual.
■ Miselium ada 3 macam, yaitu:
● Miselium primer, yaitu miselium yang sel-selnya berinti satu hasil pertumbuhan basidiospora.
● Miselium sekunder, yaitu miselium yang sel-selnya berinti dua.
● Miselium tersier, yaitu miselium yang terdiri atas miselium sekunder yang terhimpun membentuk jaringan yang teratur pada pembentukan basidiokarp dan basidiofor yang menghasilkan basidiospora.
Contoh: Volvariella volvacea (jamur merang), Auricularia politricha (jamur kuping), Amanita caesarina, Amanita verma, Ganoderma applanatum (jamur kayu), Puccinia graminis, Puccinia arachidis, Phakospora pachyrhizi.
Reproduksi Basidiomycota
Reproduksi dapat dilakukan secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual).
Aseksual
Dengan membentuk spora vegetatif berupa konidia atau dengan fragmentasi.
Seksual
(1) Spora berinti haploid+ dan haploid– tumbuh menjadi hifa+ dan hifa–.
(2) Hifa+ dan hifa– akan melebur menjadi hifa dikariotik (2 inti).
(3) Hifa dikariotik tumbuh menjadi miselium dan akhirnya membentuk tubuh buah (basidiokarp).
(4) Ujung-ujung hifa pada basidiokarp menggelembung (disebut basidium) dan dua inti haploid menjadi satu inti diploid.
(5) Inti diploid membelah secara meiosis menjadi 4 inti haploid. Basidium membentuk 4 tonjolan dan masing-masing tonjolan diisi 1 inti haploid yang akan berkembang menjadi spora disebut basidiospora.
(6) Basidiospora yang sudah masak akan terlepas dari basidium dan jika jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa.
4. Divisi Deuteromycota
Ciri-ciri Deuteromycota
■ Hifa bersekat dan dinding sel tersusun dari bahan kitin.
■ Terbentuk spora secara vegetatif dan belum diketahui fase kawinnya (jamur tidak sempurna atau imperfekti).
■ Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui.
■ Banyak yang bersifat merusak atau menyebabkan penyakit pada hewan-hewan ternak, manusia, dan tanaman budidaya.
Contoh: Epidermophyton floocosum, Epidermophyton, Microsporum, Melazasia fur-fur, Altenaria Sp., Fusarium, dan Trychophyton tonsurans.
Contoh dan Peranan Fungi (Jamur) Bagi Kehidupan
Peranan jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak, ada yang merugikan dan ada yang menguntungkan. Jamur bersifat menguntungkan karena dapat dimanfaatkan dalam dalam berbagai bidang kehidupan manusia seperti produksi bahan pangan dan kesehatan. Sedangkan jamur bersifat merugikan karena dapat menimbulkan penyakit, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuhan. Berikut ini contoh-contoh spesies jamur yang memiliki peran menguntunkan dan merugikan.
Tabel Jenis-Jenis Jamur dan Manfaatnya
Jenis Jamur
|
Manfaat
|
Rhizopus stolonifera
|
untuk membuat tempe
|
Rhizophus nigricans
|
menghasilkan asam fumarat
|
Saccharomyces cerevisiae
|
untuk membuat tape, roti, minuman sake, dan bir
|
Aspergillus oryzae
|
mengempukkan adonan roti
|
Aspergillus wentii
|
untuk membuat sake, kecap, tauco, asam sitrat, asam oksalat, dan asam formiat
|
Aspergillus niger
|
untuk menghilangkan O2 dari sari buah, dan menjernihkan sari buah
|
Penicillium notatum dan P. chrysogenum
|
menghasilkan penicillin (antibiotik)
|
Ganoderma lucidum
|
bahan obat
|
Penicillium roquefortii dan P. camemberti
|
meningkatkan kualitas (aroma) keju
|
Trichoderma sp.
|
menghasilkan enzim selulose
|
Neurospora crassa (jamur oncom)
|
untuk membuat oncom
|
Volvariella volvaceae (jamur merang), Auri cularia polytricha (jamur kuping), dan Pleurotus sp. (jamur tiram)
|
jamur konsumsi
|
Tabel Jenis-Jenis Jamur dan Penyakit yang Ditimbulkannya
Jenis Jamur
|
Penyakit yang Ditimbulkan
|
Aspergillus fl avus
|
menghasilkan aflatoksin, menyebabkan kanker pada manusia
|
Aspergillus fumigatus
|
kanker pada paru-paru burung.
|
Amanita phalloides
|
mengandung racun balin yang menyebabkan kematian bagi yang memakannya
|
Ustilago maydis
|
parasit pada tanaman jagung dan tembakau
|
Epidermophyton floocosum
|
penyakit kaki atlet
|
Microsporum sp. dan Trichophyton sp.
|
menyebabkan kurap atau panu
|
Helminthosporium oryzae
|
parasit dan merusak kecambah dan tubuh buah serta menimbulkan noda-noda berwarna hitam pada hospes (inangnya)
|
Candida albicans
|
infeksi pada vagina
|