7 Macam Filum Ganggang (Protista Mirip Tumbuhan), Gambar, Contoh dan Peranannya dalam Kehidupan
https://www.biologijk.com/2017/12/protista-mirip-tumbuhan.html
Daftar Materi Biologi
Advertisement
Baca Juga:
Apabila di sekitar kalian terdapat kolam, coba amati airnya. Jika berwarna hijau, kemungkinan besar air kolam tersebut banyak mengandung ganggang atau algae. Dalam bahasa ilmiah, ganggang disebut algae (tunggal = alga). Struktur sel ganggang memiliki dinding sel dan kloroplas. Karakter tersebut dimiliki pula oleh tumbuhan tingkat tinggi, sehingga dikatakan bahwa ganggang merupakan Protista yang menyerupai tumbuhan.
Ganggang merupakan organisme yang bersifat uniseluler atau multiseluler. Bentuk tubuhnya berupa sel tunggal, filamen, lembaran, dan ada juga yang menyerupai tumbuhan tingkat tinggi. Ganggang hidup secara soliter (sendiri) maupun berkoloni. Struktur tubuh ganggang sangat sederhana, tidak dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun sehingga disebut tumbuhan talus. Struktur tubuh yang masih berupa talus menyebabkan ganggang dikelompokkan juga dalam Filum Thallophyta.
Ganggang dapat bereproduksi secara vegetatif (aseksual) dan secara generatif (seksual). Secara vegetatif, reproduksi ganggang dilakukan dengan cara pembelahan biner, fragmentasi, atau pembentukan zoospora. Reproduksi seksual pada ganggang berlangsung dengan konjugasi gamet sehingga dihasilkan zigot. Jika gamet-gamet yang bersatu bentuknya sama, dinamakan isogami. Jika gamet ukurannya tidak sama, proses itu disebut heterogami/anisogami.
Berdasarkan struktur talusnya, ganggang dibedakan menjadi empat tipe.
■ Ganggang uniseluler, hidup di perairan sebagai fitoplankton.
■ Ganggang berkoloni, dengan atau tanpa organisasi sel.
■ Ganggang berfilamen, yaitu hidup berkoloni membentuk benang. Ganggang yang paling bawah membentuk perlekatan dengan substrat.
■ Ganggang multiseluler, mempunyai talus yang berukuran besar dan kompleks yaitu membentuk struktur serupa daun, batang, dan akar.
Berdasarkan pigmen (zat warna) yang dominan pada tubuhnya, ganggang dapat dibedakan menjadi 7 Filum, yaitu Filum Pyrhophyta (ganggang api), Filum Euglenophyta, Filum Phaeophyta (gangang coklat), Filum Chrysophyta (ganggang keemasan), Filum Rhodophyta (ganggang merah), Bacillariophyta (diatom), dan Filum Chlorophyta (ganggang hijau). Untuk mengetahui ciri masing-masing Filum, simaklah tabel berikut.
Tabel Klasifikasi Protista Mirip Tumbuhan
No
|
Filum
|
Bentuk Talus
|
Pigmen
|
Cadangan Makanan
|
Kompoisi Dinding Sel
|
1
|
Uniseluler, ada yang berkoloni, berbentuk filamen, dan multiseluler
|
Klorofil a dan b, karoten
|
Tepung atau pati
|
Polisakarida terutama selulosa
| |
2
|
Multiseluler
|
Klorofil a dan c, karoten, dan fukosantin
|
Laminarin (sejenis karbohidrat berlemak)
|
Selulosa dengan asam alginat
| |
3
|
Multiseluler
|
Klorofil a, fikobilin, karoten
|
Tepung
|
Selulosa atau pektin, juga mengandung kalsium karbonat
| |
4
|
Kebanyakan uniseluler, beberapa berkoloni
|
Klorofil a dan c, karoten, xantofil
|
Leukosin (sejenis karbohidrat berlemak)
|
Pektin, juga mengandung silikon dioksida
| |
5
|
Uniseluler
|
Klorofil a dan c, elulosa karoten
|
Tepung
|
Selulosa
| |
6
|
Kebanyakan uniseluler, beberapa berkoloni
|
Klorofil a dan c, Selulosa karoten, xantofil
|
Laminarin (sejenis karbohidrat berlemak)
|
Selulosa
| |
7
|
Uniseluler
|
Klorofil a dan b, Tanpa dinding sel karoten, xantofil
|
Paramilon (sejenis tepung)
|
Tanpa dinding sel
|
1. Filum Chlorophyta (Ganggang Hijau)
Ganggang hijau (green algae) diberi nama berdasarkan kloroplasnya yang berwarna hijau. Warna hijau ini ada karena pigmen yang dominan adalah klorofil a dan b, di samping jenis pigmen yang lain yaitu karoten dan santofil. Bentuk kloroplas pada ganggang hijau bermacam-macam, ada yang seperti mangkuk (misalnya pada Chlamidomonas), berbentuk spiral (misalnya pada Spirogyra), dan berbentuk seperti bintang.
Selain mempunyai kloroplas, alga hijau juga mempunyai pirenoid dan stigma. Pirenoid merupakan tempat penyimpanan hasil fotosintesis berupa amilum, sedangkan stigma berguna untuk menuntun ganggang ke arah cahaya sehingga fotosintesis dapat terjadi. Filum ini meliputi ganggang yang uniseluler dan multiseluler. Bentuk talus ganggang hijau berupa filamen, lembaran, dan seperti karangan. Ganggang hijau banyak ditemukan pada air tawar, air laut, maupun pada tempat-tempat yang lembab.
Biasanya ganggang hijau ditemukan pada permukaan badan air yang intensitas cahayanya tinggi. Ganggang hijau bereproduksi secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual). Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentuk an zoospora yaitu spora yang dapat bergerak atau berpindah, memiliki 4 bulu, vakuola kontraktil, dan kebanyakan memiliki 1 bintik mata merah. Secara generatif (seksual), reproduksi ganggang hijau berlangsung dengan konjugasi, menghasilkan zigospora yang tidak memiliki alat gerak.
2. Phaeophyta (Ganggang Cokelat)
Anggota Filum Phaeophyta memiliki talus yang selalu bersel banyak, sehingga dapat dilihat secara makroskopis. Talusnya memiliki alat pelekat untuk menempelkan tubuhnya pada substrat, sedangkan bagian tubuh yang lainnya mengapung di atas air. Beberapa anggota Filum Phaeophyta seperti Sargassum, Macrocystis, dan Nereocystis memiliki gelembung udara yang berfungsi untuk menyimpan gas nitrogen dan untuk mengapung.
Ganggang coklat mengandung pigmen santofil, klorofil a dan c. Pigmen santofil jumlahnya melebihi pigmen yang lain, sehingga menyebabkan warna talusnya coklat. Cadangan makanannya disimpan dalam bentuk laminarin. Ganggang ini banyak ditemukan di laut dan sering terdampar di pantai. Sebagian besar anggota Filum Phaeophyta menunjukkan adanya pergantian keturunan antara generasi sporofit dan gametofit yang masing-masing hidup bebas.
Reproduksi secara vegetatif dilakukan dengan fragmentasi dan membentuk zoospora. Sedangkan reproduksi secara generatif dilakukan dengan peleburan antara ovum dan spermatozoid yang masing-masing dihasilkan pada konseptakel betina dan konseptaklel jantan. Zigot selanjutnya akan tumbuh menjadi sporofit.
3. Rhodophyta (Ganggang Merah)
Istilah Rhodophyta berasal dari bahasa Yunani, rhodos yang berarti “merah”. Jadi, Rhodophyta berarti ganggang merah (red algae). Berbeda dengan Filum lainnya, Filum ini tidak mempunyai tahapan flagella dalam siklus hidupnya. Anggota Filum ini mempunyai pigmen fotosintetik berupa fikobilin yang terdiri dari fikoeritrin (pigmen merah) dan fikosianin (pigmen biru).
Fikoeritrin merupakan pigmen yang paling dominan sehingga menyebabkan warna talus ganggang ini menjadi merah. Meskipun demikian, tidak semua ganggang ini berwarna merah. Di laut dalam, ganggang ini mempunyai warna ungu hampir hitam. Pada kedalaman sedang berwarna merah cerah, sedangkan pada air yang sangat dangkal, berwarna agak kehijauan.
Sebagian besar ganggang merah adalah multiseluler. Bentuk talusnya berupa helaian atau berbentuk seperti pohon. Tubuhnya ditutupi kalsium karbonat (CaCO3). Dinding sel ganggang merah terdiri atas komponen yang berlapis-lapis. Dinding sel sebelah dalam tersusun dari myofibril, sedangkan sel sebelah luar tersusun dari zat lendir. Adapun cadangan makanan disimpan dalam bentuk tepung floridean.
Ganggang merah dapat bereproduksi secara vegetatif dan secara generatif. Reproduksi secara generatif dilakukan dengan peleburan antara gamet jantan yang tidak memiliki alat gerak (spermatium) dan ovum. Gamet jantan tersebut dibentuk dalam spermatangium, sedangkan gamet betina dibentuk dalam karpogonium. Zigot hasil pembuahan selanjutnya akan tumbuh menjadi ganggang merah yag diploid. Adapun reproduksi secara aseksual (vegetatif) terjadi dengan membentuk spora. Spora yang terbentuk berasal dari talus ganggang yang diploid. Selanjutnya spora akan tumbuh menjadi ganggang baru.
4. Bacillariophyta (Diatom)
Filum ini tediri atas 5.000 jenis diatom. Diatom mempunyai dinding sel atau cangkang yang terdiri atas dua bagian seperti kotak (hipoteka) dengan tutupnya (epiteka). Cangkang tersebut tersusun dari silika dengan berbagai bentuk ornamentasi. Berdasarkan bentuknya, diatom dibedakan menjadi bentuk centris (simetri radial) dan pennate (simetri bilateral).
Sebagian besar diatom bertindak sebagai fitoplankton pada ekosistem air laut dan air tawar, sehingga merupakan dasar bagi penyedia energi dalam jaring-jaring makanan. Diatom dapat ditemukan di beberapa tempat, antara lain di air laut, air tawar, tanah yang lembab, dan pada batu karang. Cangkang diatom yang telah mati tidak mudah terdegradasi karena mengandung silika, akibatnya akan terdeposisi dan membentuk tanah diatom.
5. Phyrrophyta (Ganggang Api)
Filum ini sering disebut Dinofl agellata karena memiliki fl agella yang berjumlah 2 buah. Hampir semua ganggang api bersifat uniseluler, dan mempunyai pigmen berupa klorofil a dan c. Filum Pyrrophyta disebut ganggang api karena memiliki fosfor yang mampu memendarkan cahaya pada kondisi yang gelap. Ganggang ini sebagian besar hidup di air laut, tetapi ada pula yang hidup di air tawar. Beberapa contoh anggota Filum ini antara lain Noctiluca, Ceratium dan Gonyaulax.
6. Chrysophyta (Ganggang Keemasan)
Alga Chrysophyta disebut juga ganggang keemasan (golden algae) atau ganggang pirang. Istilah Chrysophyta berasal dari bahasa Yunani, chrysos yang berarti “keemasan”. Warna keemasan disebabkan karena ganggang ini memiliki pigmen berupa karoten dan santofil yang jumlahnya dominan dibandingkan dengan klorofil a dan c.
Sebagian besar kelompok ganggang keemasan adalah uniseluler tetapi ada pula yang membentuk koloni. Sel-sel alga ini mempunyai dua flagella sehingga disebut sebagai biflagellata. Kedua flagellanya terpaut di dekat salah satu ujung sel. Sebagian besar anggota Filum ini hidup sebagai plankton air tawar dan air laut. Dynobryon merupakan alga pirang yang membentuk koloni di air tawar.
7. Euglenophyta
Filum Euglenophyta merupakan ganggang yang memperlihatkan ciri-ciri hewan dan tumbuhan. Filum ini memiliki pigmen berupa klorofil a dan b serta mampu bergerak bebas dan memiliki bintik mata. Contoh anggota Filum Euglenophyta yang paling dikenal adalah Euglena. Euglena merupakan organisme yang sering ditemukan pada air yang keruh dan memiliki alat gerak berupa flagella yang terletak pada bagian ujung anterior.
Euglena memiliki bintik mata yang berfungsi untuk melindungi detektor cahaya yang berada pada dekat dasar flagella. Dengan detektor tersebut, Euglena dapat bergerak menuju arah cahaya yang intensitasnya sesuai. Struktur tubuh Euglena tidak memiliki dinding sel, tubuhnya diselimuti oleh pelikel, memiliki vakuola kontraktil dan vakuola makanan.
Contoh dan Peranan Ganggang dalam Kehidupan
Peranan ganggang dalam kehidupan adalah sebagai berikut.
■ Ganggang yang bersifat saprofit membantu menguraikan sisa makanan.
■ Merupakan produsen penting di perairan (fitoplankton) yang penting.
■ Di semua lingkungan menghasilkan gas oksigen selama fotosintesis. Pada unit pengolahan limbah, gas ini merupakan gas penting untuk degradasi limbah oleh bakteri aerob.
■ Menghasilkan bahan industri dan bahan makanan yaitu: tanah diatom, algin, keragen, agar-agar, vitamin, dan protein. Di Jepang, Porphyra (ganggang merah) digunakan sebagai bahan pangan.
■ Beberapa jenis menghasilkan racun. Racun dihasilkan secara ekstraseluler atau dilepaskan ketika ganggang terdekomposisi pada saat terjadi blooming ganggang, yaitu populasi ganggang yang sangat padat hingga menutupi permukaan perairan. Gymnodinium dan Gonyaulax menghasilkan neurotoksin yang mematikan binatang akuatik.
■ Ganggang Prototheca wickerhamii merupakan patogen yang menyerang manusia yaitu dapat menyebabkan peradangan persendian. Beberapa ganggang yang terbawa udara menyebabkan alergi.
■ Beberapa jenis misalnya Cephaleuros menyerang daun teh, kopi, lada, cengkeh, jeruk, dan lain-lain di daerah tropik dan menimbulkan banyak kerusakan.