6 Jenis Chlorophyta (Ganggang Hijau) + Contoh, Gambar, Ciri dan Cara Reproduksi
https://www.biologijk.com/2017/11/macam-macam-chlorophyta-alga-hjau.html?m=0
Daftar Materi Biologi
Advertisement
Baca Juga:
Chlorophyta atau alga/ganggang hijau terdiri dari ± 7.000 jenis yang hidup di perairan maupun di darat. Sejumlah ganggang hijau hidup di air laut, namun sebagian besar hidup di air tawar. Ganggang hijau ada yang hidup soliter dan ada yang berkoloni. Bentuk selnya bermacam-macam. Ganggang hijau uniseluler dapat bergerak bebas karena memiliki flagela.
Beberapa jenis ganggang hijau yang berkoloni mempunyai alat pelekat pada substrat yang membantu melekat kuat pada bebatuan/substrat lain di dasar perairan. Contoh koloni Chlorophyta dengan jamur adalah lumut kerak. Dinding sel ganggang hijau tersusun dari selulosa. Sitoplasma mengandung vakuola yang besar. Di dalam sitoplasma terdapat sebutir kloroplas atau lebih.
Di dalam kloroplas sering berisi protein cadangan yang disebut pirenoid yang merupakan pusat pembentukan tepung atau pati. Secara umum, ganggang hijau berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri dan membentuk spora aseksual berflagela dan secara seksual dengan isogami dan heterogami. Berdasarkan bentuk dan dapat tidaknya bergerak, Chlorophyta digolongkan menjadi 6 jenis, yaitu:
1. Ganggang bersel satu tidak bergerak
Chlorella sp.
Ganggang uniseluler berbentuk seperti bola, kloroplasnya menyerupai mangkuk. Habitat Chlorella di air tawar, laut maupun di tempat-tempat yang basah. Reproduksi vegetatif dengan membelah. Setiap sel membelah diri dan menghasilkan empat sel baru. Chlorella memberikan harapan besar untuk mengatasi kebutuhan bahan makan alternatif pada masa yang akan datang. Perkembangbiakannya sangat cepat dalam lingkungan yang baik, suhu ideal untuk fotosintesis berkisar 25oC.
Proses di laboratorium Chlorella digunakan dalam penelitian fotosintesis. Dalam fotosintesisnya menghasilkan karbohidrat, protein dan lemak. Zat organik, karbon dioksida dan mineral yang diberikan pada substrat dan intesitas cahaya serta lamanya penyinaran dapat diatur untuk menghasilkan karbohidrat, lemak maupun protein yang dikehendaki.
Chlorococcum sp.
Struktur tubuhnya uniseluler, tidak memiliki alat gerak, hidup di air tawar, secara vegetatif berkembang biak dengan membentuk zoospora. Setiap sel Chlorococcum dewasa yang tidak memiliki flagel inti dan plasmanya dapat membelah menjadi delapan hingga enam belas zoospora. Dan setiap zoospora memiliki sepasang flagella atau berflagel dua.
Konjugasi berlangsung jika dua zoospora bergabung membentuk zigospora. Zigospora yang telah dewasa dan masak dinding selnya akan pecah dan menghasilkan beberapa zoospora. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya zoospora akan menanggalkan flagelnya dan tumbuh menjadi individu baru.
2. Bersel satu bergerak
Chlamydomonas sp.
Chlamydomonas merupakan ganggang hijau uniseluler yang berflagela. Berukuran antara 3 – 30 mikrometer, sering ditemukan di air tawar yang tergenang. Selnya berbentuk menyerupai bola agak lonjong dengan dinding sel dari bahan selulosa. Dua flagela muncul dari ujung depan sel. Mempunyai kloroplas tunggal berbentuk mangkuk yang hampir mengisi seluruh ruangan di dalam sel. Satu atau beberapa butir pirenoid ditemukan di dalam sitoplasma.
Chlamydomonas mempunyai bintik mata yang mengandung pigmen kemerahan terletak di pangkal flagela yang disebut stigma. Bintik mata ini peka terhadap cahaya. Vakuola kontraktil terletak di dekat flagela yang berguna untuk mengeluarkan kelebihan air guna menjaga kestabilan tekanan osmotis sel. Chlamydomonas bereproduksi secara aseksual dengan membelah diri dan secara seksual dengan isogami. Ketika akan membelah diri, flagela menghilang dan terbentuk kembali setelah sel anak dilepaskan dari sel induk.
3. Berbentuk koloni yang bergerak
Volvox globator
Volvox merupakan ganggang hijau berkoloni yang sering ditemukan di telaga dan danau. Koloninya berbentuk bola cukup besar sehingga tampak dengan mata telanjang. Sel-sel dalam koloni Volvox berjumlah antara 500 sampai sekitar 20.000 sel. Sel-sel tersebut tersusun dalam selaput tipis yang berfungsi sebagai kulit suatu bola berlubang. Bagian dalam koloni terisi dengan cairan berlendir dan seluruh sel dalam koloni diliputi oleh pembungkus seperti gelatin.
Setiap sel terhubung dengan sel-sel yang berdampingan di sekelilingnya melalui untaian sitoplasma. Setiap sel Volvox dalam keadaan bebas sangat mirip dengan Chlamydomonas. Volvox dapat berkembang biak secara seksual maupun aseksual. Reproduksi aseksual dengan membentuk beberapa koloni kecil di dalam bola. Koloni ini berkembang dengan serangkaian pembelahan sel yang bergerak bebas di dalam koloni induk. Koloni-koloni baru akan melepaskan diri bersamaan dengan hancurnya koloni induk. Reproduksi seksual Volvox bersifat oogami.
Beberapa sel dalam koloni membesar dan menghasilkan telur-telur yang tak bergerak. Beberapa sel yang lain menghasilkan banyak sperma motil yang akan membuahi sel telur. Setelah terjadi pembuahan, zigot membesar dan membentuk dinding tebal. Zigot dibebaskan dari koloni sel induk bersamaan dengan hancurnya koloni. Zigot kemudian tumbuh dan membelah berulang-ulang membentuk koloni baru.
4. Berbentuk koloni yang tidak bergerak
Hydrodiction sp.
Hydrodictyon merupakan Chlorophyta yang berbentuk koloni tak bergerak. Banyak terdapat di air tawar dan bentuk koloninya seperti jala. Berkembang biak secara aseksual dengan spora dan fragmentasi, sedangkan secara seksual dengan konjugasi.
5. Berbentuk benang
Spirogyra sp.
Spirogyra merupakan ganggang hijau yang hidup di air tawar. Ganggang ini mudah dikenal karena kloroplasnya besar, menyerupai pita yang melingkar-lingkar seperti spiral dalam sel. Spirogyra bereproduksi secara aseksual dengan cara fragmentasi dan secara seksual dengan konjugasi. Terjadinya konjugasi dapat dijelaskan sebagai berikut. Spirogyra yang berbeda jenis saling berdekatan. Kemudian, pada dinding sel yang berdekatan muncul tonjolan yang saling mendekati, hingga bersatu membentuk pembuluh.
Protoplasma dari Spirogyra yang satu (berjenis +) pindah ke Spirogyra satunya (jenis -). Dengan demikian, terjadilah persatuan plasma (peristiwanya disebut plasmogami), yang diikuti persatuan inti (disebut kariogami). Hasil persatuan ini berupa zigospora yang bersifat diploid. Zigospora akan mengalami meiosis dan terbentuklah 4 sel baru yang diploid. Dari keempat sel ini, biasanya satu sel di antaranya tumbuh menjadi benang Spirogyra.
Oedogonium sp.
Sel Oedogonium berbentuk benang atau untaian memanjang seperti benang dan bersifat mikroskopis. Oedogonium banyak hidup di air tawar. Oedogonium mempunyai kloroplas berbentuk jala dan dalam satu sel mengandung satu inti serta dapat berkembang biak dengan zoospora dan peleburan spermatozoid (anteridium) dengan ovum (oogonium) yang dihasilkan oleh benang yang berbeda. Hasil peleburan tersebut adalah zigot yang dapat tumbuh menjadi individu baru.
6. Berbentuk lembaran
Ulva lactua
Ulva memiliki talus berupa lembaran yang terdiri dari dua lapis sel. Bentuk talus Ulva seperti daun selada, kloroplasnya berbentuk mangkok. Ulva dapat hidup di air payau, air asin, atau menempel pada kayu-kayu dan batu-batu sepanjang pantai. Ulva bereproduksi secara aseksual dengan zoospora berfl agella dan akan membentuk Ulva yang haploid. Reproduksi secara seksual ditandai dengan bersatunya sel kelamin jantan dan sel kelamin betina membentuk zigot. Zigot akan berkembang menjadi Ulva yang diploid.
Chara sp.
Chara merupakan ganggang yang hidup di air tawar, mempunyai ruas-ruas yang mengandung nukula dan globula. Nukula mengandung arkegonium penghasil ovum. Globula mengandung anteridium penghasil spermatozoid. Pembuahan ovum oleh spermatozoid akan menghasilkan zigospora yang selanjutnya akan berkembang menjadi individu baru. Reproduksi secara aseksual dilakukan dengan fragmentasi.