4 Jenis Plasmodium Penyebab Penyakit Malaria, Gejala, Cara Penularan, Pengobatan dan Pencegahannya
https://www.biologijk.com/2017/10/jenis-plasmodium-penyebab-penyakit-malaria.html
Daftar Materi Biologi
Advertisement
Baca Juga:
Sporozoa merupakan satu-satunya anggota Protozoa yang tidak memiliki alat gerak dan bergerak dengan cara meluncurkan tubuhnya dalam medium tempat hidupnya. Sesuai dengan namanya, dia mempunyai ciri khas, yaitu membentuk spora. Sporozoa hidup sebagai parasit. Cara mendapatkan makanannya dengan menyerap nutrisi hospes (inang), misalnya Plasmodium yang merupakan anggota Sporozoa paling terkenal.
Pada tubuh manusia, Plasmodium menyebabkan penyakit malaria. Penularannya terjadi melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Setelah digigit, Plasmodium langsung menyebar di dalam darah dan berkembang biak di dalam hati dan akan menginfeksi manusia sehingga dapat menyebabkan kematian. Gejala dari malaria dapat terjadi dengan adanya kondisi demam, mual, muntah, menggigil, diare, sakit kepala serta nyeri sendi di mana tubuh seluruhnya terasa begitu pegal dan tak nyaman untuk beraktivitas.
Gejala malaria ringan secara umum dibagi menjadi 3 fase, yaitu:
■ Stadium Dingin
Pada fase ini, penderita akan merasakan sekujur tubuhnya kedinginan dan bakal menggigil secara luar biasa. Tak hanya itu, denyut nadi pun bisa lebih cepat dari biasanya hanya saja kemudian menjadi lemah. Yang paling mengkhawatirkan adalah jari dan bibir mengalami perubahan warna menjadi kebiruan.
■ Stadium Demam
Pada fase atau tahap ini penderita pada umumnya bakal mengalami panas dengan wajah mulai memerah disertai kondisi muntah-muntah. Bahkan pada fase ini penderita pun bakal sering sakit kepala dan kulit juga menjadi lebih kering. Suhu tubuh menjadi tinggi hingga mencapai 40°C dan bisa lebih dari itu. Penderita juga berpotensi mengalami kejang dan fase ini berlangsung antara 2-4 jam.
■ Stadium Berkeringat
Pada fase ini, penderita akan selalu berkeringat dan suhu tubuh bisa berada di bawah rata-rata yang artinya tubuh menjadi dingin. Hal ini kemudian malah membuat penderita mudah merasa haus karena keringat yang keluar terlalu banyak sehingga terkena dehidrasi. Bila tak segera ditangani, maka penderita bisa memiliki tubuh yang semakin lemah karena kekurangan cairan.
Ada 4 macam spesies Plasmodium yang dapat menyebabkan penyakit malaria pada manusia. Berikut ini akan dibahas jenis-jenis Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria beserta gejala yang ditimbulkan dan pengobatannya. Silahkan kalian simak baik-baik. Selamat membaca dan belajar.
#1 Plasmodium vivax Penyebab Penyakit Malaria Tertiana
Plasmodium vivax merupakan jenis Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria tertiana. Penyakit malaria tertiana merupakan jenis penyakit malaria yang paling umum dan sering terjadi di mana-mana. Nama tertiana ini diketahui berdasarkan fakta pada timbulnya gejala demam di mana demam ini cukup tidak biasa, yakni terjadi dalam waktu 48 jam sekali. Istilah “tertiana” sendiri adalah sebuah istilah yang diambil dari Roma, Italia. Makna yang terkandung dalam istilah tersebut adalah hari kejadian pada hari pertama, sementara 48 jam berikutnya merupakan hari ketiga.
Gejala
Gejala-gejala yang ditimbulkan jika orang terinfeksi malaria jenis tertiana adalah sebagai berikut.
■ Gejala awal adalah menggigil di mana itu artinya tubuh penderita merasa kedinginan dan pada akhirnya akan berkeringat, karena sebelumnya telah disebutkan ada demam setiap 48 jam sekali, maka itu artinya demam bisa timbul dan hilang.
■ Dalam waktu 1 minggu, timbul gejala baru yaitu penderita tidak akan merasa nyaman dengan tubuhnya dan hal ini seperti sedang masuk angin. Tidak enak badan dan sakit kepala adalah kondisi yang umum terjadi disertai menggigil terus menerus.
■ Demam hanya berlagsung sekitar 1 – 8 jam dan sesudah itu akan mereda. Penderita pun akan merasa sehat hingga akhirnya menggigil untuk yang kesekian kalinya.
Cara Penularan
Daerah tropis dan subtropis merupakan wilayah yang paling sering dijangkiti penyakit malaria tertiana dan itulah sebabnya kenapa negara kita, Indonesia juga termasuk yang paling sering terjadi kasus penyakit malaria jenis ini. Plasmodium vivax merupakan penyebab utama di hampi 40% kasus malaria tertiana. Disertai dengan adanya periode relaps, proses dari schizogony (pembelahan diri dalam tubuh inang tetap) dapat terjadi hingga 8 tahun lamanya.
Pada periode relaps, Plasmodium vivax hanya menyerang eritosit (sel darah merah) muda sedangkan eritrosit yang sudah masak justru tidak diserang. Oleh karena itu, sistem imun atau kekebalan tubuh tidak bereaksi dengan serangan tersebut sehingga pada periode relaps ini si penderita akan nampak sehat dan normal.
#2 Plasmodium malariae Penyebab Penyakit Malaria Quartana
Plasmodium malariae adalah penyebab utama yang diketahui memicu timbulnya penyakit malaria quartana. Jenis malaria ini berbeda dengan tertiana. Jika pada malaria tertiana serangan terjadi setiap 48 jam sekali, maka pada malaria quartana serangan terjadi setiap 72 jam sekali. Pada zaman dulu, sangat sulit untuk membendakan antara penyakit malaria quartana dengan penyakit demam biasa.
Namun kemudian, pada tahun 1885, Golgi mampu membedakan antara demam biasa dan malaria tertiana dan barulah kemudian mengetahui perbedaan antara demam biasa, tertiana dan quartana juga. Bahkan Golgi jugalah yang mampu mendeskripsikan tentang parasit yang bernama Plasmodium malariae secara detail dan akurat.
Kasus malaria quartana paling umum dijumpai di negara Eropa, Indonesia (wilayah jawa), Malaysia, Srilanka, India, Myanmar, Afrika dan New Guienea. Bahkan penyebaran dari parasit malaria ini juga diketahui sampai di Amerika Serikat, Brasil dan Panama. Zaman dulu, parasit ini sangat mudah menyerang orang, namun kasus infeksi kemudian menurun seiring perkembangan migrasi dan peradaban manusia.
Gejala
Gejala-gejala yang ditimbulkan jika orang terinfeksi malaria jenis quartana adalah sebagai berikut.
■ Berkeringat dingin
Sama seperti pada kasus tertiana, malaria quartana juga memicu keringat dingin bagi penderitanya. Hal ini akan membuat penderita menggigil. Keringat dingin biasanya timbul ketika penderita mengalami demam.
■ Demam
Pada kasus quartana, rupanya penderita juga mengalami demam disertai keluar keringat dingin dan tubuh terus menerus menggigil. Demam ini biasanya bakal muncul sesudah 4 hari sejak digigit oleh nyamuk.
■ Sakit kepala
Pada jenis malaria ini, penderita juga akan mengalami sakit kepala hebat yang terjadi pada saat demam. Pada umumnya, sakit kepala serta demam dialami oleh orang-orang dengan tingkat infeksi lebih tinggi.
■ Hilang kesadaran
Kehilangan kesadaran juga terjadi pada penderita dari malaria quartana dan hal ini berpotensi terjadi ketika penyakit sudah tergolong serius. Oleh karena itu, kita harus waspada karena jika sudah sangat parah, bukan lagi hilang kesadaran (pingsan) yang dialami penderita melainkan koma hingga kematian.
Cara Penularan
Penularan penyakit malaria quartana ini dapat melalui dua cara yaitu melalui gigitan nyamuk Anopheles betina dan juga melalui proses transfusi darah. Berikut ini penjelasan masing-masing cara penularan tersebut
■ Nyamuk Anopheles Betina
Gigitan nyamuk jenis ini merupakan penyebab dari timbulnya malaria quartana. Gigitan nyamuk bisa langsung menginfeksi darah penderita dan ketika darah terinfeksi, akhirnya infeksi pun dapat dengan mudah menyebar ke seluruh tubuh. Dalam hitungan hari, penderita bakal merasakan geja yang diakibatkan gigitan nyamuk tersebut.
Nyamuk Anopheles ini diketahui memiliki tempat perkembangbiakan khususu seperti di tempat berawa atau tempat-tempat yang ada genangan airnya. Jadi, orang-orang yang area tempat tinggalnya ada di sekitar rawa, jelas memiliki resiko yang jauh lebih tinggi.
■ Transfusi Darah
Ketika seseorang yang sehat memperoleh transfusi darah dari orang yang mengidap quartana, maka secara otomatis penularan bisa dengan mudah terjadi dan akan lebih cepat menyebar. Itulah kenapa orang-orang yang hendak mendonorkan darah kepada orang lain harus dicek kesehatannya dulu.
#3 Plasmodium falcifarum Penyebab Penyakit Malaria Tropikana
Plasmodium falcifarum merupakan jenis Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria tropikana. Malaria tropikana termasuk jenis malaria yang berat karena geja yang terjadi pada penderitanya memang lebih serius. Penyakit malaria tropikana ini memiliki istilah lain yaitu malaria tertiana maligna atau malaria falciparum.
Daerah tropis dan subtropis adalah tempat penyebaran malaria jenis ini dan merupakan pembunuh paling besar bagi manusia yang area tempat tinggalnya di wilayah tropis. Bahkah telah ada perkiraan bahwa 50% lebih pasien malaria tropikana, nyawanya tidak dapat tertolong.
Pada zaman Yunani kuno, malaria tropikana sempat dianggap pemicu utama penurunan populasi manusia karena begitu ganasnya infeksi yang ditimbulkan. Kenyataannya, sewaktu zaman Perang Dunia I dan II, populasi manusia yang mengalami kematian karena sakit malaria tropikana lebih banyak ketimbang mati akibat perang.
Gejala
Gejala-gejala yang ditimbulkan jika orang terinfeksi malaria jenis tropikana adalah sebagai berikut.
■ Anemia
■ Demam setiap 24-48 jam
■ Panas ireguler (tidak beraturan)
■ Parasitemia
■ Splenomegali
Cara Penularan
Seperti pada penyakit malaria quartana, cara penularan penyakit malaria tropikana juga melalui gigitan nyamuk Anopheles betian. Nyamuk jenis ini memiliki 400 lebih spesies di mana 67 di antaranya sudah diteliti dan dibuktikan mengandung sporozoit yang mampu menularkan malaria. Indonesia sendiri telah menjadi negara yang banyak ditemukan spesies nyamuk Anopheles yaitu sekitar 24 spesies.
Sarang nyamuk jenis tersebut cukup bervariasi, bisa di genangan air, air payau, air tawar bahkan cabang pohon besar. Yang jelas, nyamuk ini bisa menggigit dan menyebarkan penyakit pada orang-orang yang hidupnya ada di dataran rendah, tepatnya di area tropis dan subtropis. Meski demikian, jarak terbang dari nyamuk Anopheles tidak bisa lebih dari 2-3 km.
#4 Plasmodium ovale Penyebab Penyakit Malaria Ovale
Plasmodium ovale sesuai dengan namanya, Plasmodium jenis ini menyebabkan penyakit malaria ovale. Malaria ovale merupakan penyakit malaria yang sangat langka terjadi pada manusia. Sama seperti ketiga jenis malaria lainnya, malaria ovale penyebarannya ada di wilayah tropis, namun telah ada laporan bahwa penyakit ini mulai ditemukan di Eropa serta Amerika Serikat.
Salah satu laporan menyatakan bahwa penduduk di area panti Barat Afrika sudah banyak yang terjangkiti dan tempat tersebut adalah lokasi asal-muasal dari malaria ovale. Barulah kemudian malaria jenis ini berkembang hingga ke Afrika Timur dan Afrika Tengah. Selain itu, malaria ini juga diketemukan di wilayah Vietnam dan Filipina.
Gejala dan Cara Penularan
Sayangnya, Plasmodium ovale penyebab malaria ovale ini tidak mudah untuk didiagnosa kerena kemiripan dengan Plasmodium vivax. Untuk mendiagnosa malaria ovale, maka dokter perlu menemukan lebih dahulu Plasmodium ovale di dalam darah pasien. Selain itu, penyakit malaria jenis ini tergolong penyakit yang sangat ringan sehingga tanpa pengobatan pun masih bisa sembuh dengan sendirinya. Gejala dan cara penularan penyakit malaria ovale sama dengan penyakit malaria tertiana.
Pengobatan terhadap Penyakit Malaria
Penderita malaria bisa sembuh total jika diobati dan dirawat dengan benar. Berbagai jenis obat-obatan antimalaria dipakai untuk mengobati sekaligus mencegah penularan malaria. Obat-obatan yang diberikan tergantung pada beberapa hal, yaitu tingkat keparahan gejala-gejalanya, jenis parasit yang menjadi penyebabnya, lokasi penularan malaria, serta kondisi pasien. Jika pasien sedang hamil, pengobatannya akan dibedakan dengan penderita yang sedang tidak hamil.
Selain obat-obatan dari dokter, ada pula serangkaian resep obat tradisional yang dijamin secara alami dan lebih aman untu dikonsumsi seperti berikut ini.
■ Borotowali, Temulawak dan Kulit Batang Pohon Pule
Untuk membuatnya, siapkan 2 jari tangan kulit batang pule, 1 rimpang temulawak dan 2 jari tangan batang brotowali. Setelah seluruh bahan dicuci sampai bersih, silahkan bahan dipotong kecil-kecil. Sesudah itu, rebus seluruh bahan ke dalam air sebanyak 4 gelas. Tunggu sampai mendidih dan tersisa sampai 3 gelas banyaknya, angkat, lalu saringlah sebelum diminum.
Aturan minum: Ramuan ini perlu dikonsumsi setiap sesudah makan selama 2 minggu penuh dan dosisnya pun sudah ditentukan, yaitu 3 kali sehari masing-masing 1/4 gelas untuk anak usia 6-8 tahun; sehari 3 kali masing-masing 1/3 gelas untuk anak usia 9-12 tahun; dan sehari 3 kali masing-masing 1/2 gelas untuk penderita malaria dewasa.
■ Daun Pare
Bahan lainnya yang bisa Anda pakai adalah daun pare di mana daun yang dipilih bisa yang sudah cukup tua namun masih tampak segar. Siapkan segenggam saja dan cucilah hingga bersih sebelum menumbuknya sampai halus. Lanjutkan dengan proses penyeduhan menggunakan secangkir air matang dan tambahkan garam dapur seperlunya. Aduk hingga merata dan saringlah; minum airnya sehari 1 kali sebanyak 1 gelas setiap sebelum makan.
■ Temu Hitam, Sambiloto dan Kulit Batang Pohon Pule
Untuk meramunya, siapkan temu hitam yang besarnya setelur ayam sebanyak 1 biji saja, bersama juga dengan sejari tangan kulit batang pule dan 1/2 genggam sambiloto. Seluruh bahan silahkan dicuci dan kemudian dipotong kecil-kecil (khusus untuk kulit batang pule dan temu hitam).
Kemudian rebus seluruh bahan ke dalam 4 gelas air. Ketika air sudah berkurang kira-kira 1 gelas, barulah bahan-bahan yang direbus tadi diangkat dan disaring. Setelah disaring, ramuan siap diminum dengan aturan yang tepat. Aturannya sama seperti pada resep pertama di mana aturan minum berdasarkan usia penderitanya.
■ Temulawak
Selain dapat menyembuhkan asam lambung, temulawak juga memiliki segudang manfaat yang di antaranya adalah sebagai obat malaria. Cukup ambil 3/4 jari rimpang temulawak dan cucilah lebih dulu sebelum meramunya. Sesudah bersih, tumbuk hingga hancur dan lumat, lalu tambahkan 2 sendok makan air matang, aduk hingga rata dan saringlah untuk mengambil airnya.
Supaya lebih manis, bisa ditambahkan madu murni sebanyak 4 sendok makan dan aduklah sampai rata. Air ramuan ini bisa dikonsumsi oleh penderita malaria sehari 3 kali dengan takaran yang tepat, yaitu 2 sendok makan saja sekali minum. Obat tradisional ini dijamin mampu menyembuhkan malaria yang diderita asalkan konsumsi secara rutin dan dengan aturan yang benar.
Pencegahan terhadap Penyakit Malaria
Pada dasarnya, malaria bisa dihindari. Untuk mencegah penularan malaria, pemerintah Indonesia telah menjalankan berbagai program, misalnya tes darah massal dan memberikan obat antimalaria secara gratis di daerah endemik malaria seperti di wilayah perdesaan di Papua dan Nusa Tenggara.
Menghindari diri dari gigitan nyamuk adalah cara yang paling penting untuk mencegah penularan malaria. Anda bisa memakai kelambu untuk menutupi ranjang saat tidur, menyingkirkan genangan air di sekitar rumah, memakai losion anti serangga, dan menggunakan pakaian atau selimut yang menutupi kulit tubuh.