15 Perbedaan Archaebacteria dan Eubacteria Dalam Bentuk Tabel
https://www.biologijk.com/2017/08/perbedaan-karakteristik-archaebacteria-dengan-eubacteria.html
Daftar Materi Biologi
Advertisement
Baca Juga:
Pada awalnya, semua makhluk hidup bersel dikategorikan ke dalam dua kelompok utama, yaitu organisme Prokariotik dan Eukariotik. Dan semua organisme prokariotik dimasukkan ke dalam kingdom monera. Bakteri yang termasuk dalam kingdom monera merupakan organisme prokariotik yang paling dikenal. Pada tahun 1970, ditemukan organisme prokariotik jenis baru di mana organisme ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan bakteri dalam hal komposisi DNAnya.
Karena memiliki ciri yang berbeda, maka organisme tersebut tidak bisa dimasukkan ke dalam kingdom monera bersama dengan bakteri. Oleh karena itu, kingdom monera dipecah menjadi dua yaitu kingdom Archaebacteria dan kingdom Eubacteria. Namun “Archaebacteria” bukanlah istilah yang tepat untuk menyebut organisme baru ini karena mereka sebenarnya bukanlah bakteri.
Karena bukan bakteri, maka organisme yang masuk dalam kingdom Archaebacteria disebut dengan Archae. Kelompok archae dianggap sebagai organisme yang paling primitif di planet ini. Nah pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang perbedaan karakteristik antara Archaebacteria dengan Eubacteria. Namun sebelum itu, kita akan membahas terlebih dahulu pengertian dari Archaebacteria dan Eubacteria.
Pengertian Archaebacteria
Archaebacteria adalah organisme uniseluler yang ditemukan di lingkungan yang ekstrim seperti laut dalam, sumber air panas, basa atau air asam. Semua lingkungan ekstrim tersebut merupakan kondisi lingkungan pertama pada saat planet bumi baru terbentuk dan Archaebacteria yang dikenal sebagai organisme tertua memiliki toleransi terhadap lingkungan ekstrim tersebut. Terdapat tiga filum Archaebacteria, yaitu metanogen, halofil dan termoasidofil.
Metanogen dapat menghasilkan gas metana (CH4) dan bersifat anaerob obligat. Metanogen dapat ditemukan di saluran pencernaan manusia dan beberapa hewan lainnya. Halofil, sesuai namanya, dapat ditemukan di lingkungan berkadar garam tinggi seperti Laut Mati dan Great Salt Lake. Sedangkan termoasidofil dapat hidup di lingkungan asam dan temperatur atau suhu yang tinggi seperti kawah vulkanik pada gunung-gunung berapi.
Pengertian Eubacteria
Eubacteria merupakan semua jenis bakteri kecuali Archae dan memiliki struktur yang lebih kompleks dari Archae. Eubacteria dapat hidup dalam kondisi yang keras maupun normal. Umumnya istilah “bakteri” digunakan untuk menyebut Eubacteria dan bisa ditemukan di mana-mana. Eubacteria dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok sesuai dengan beberapa karakteristik umum, diantaranya:
Eubacteria dapat diklasifikasikan menjadi tiga filum, yaitu cyanobacteria, spirochetes dan proteticobacteria. Cyanobacteria memiliki pigmen klorofil seperti pada tanaman dan tidak memiliki flagela. Spirochet adalah bakteri panjang dan ramping serta memiliki gerakan memutar. Sedangkan proteoticbacteria termasuk bakteri gram positif dan bersifat aerob atau anaerob, namun sebagian besar bersifat anaerob.
Perbedaan Archaebacteria dengan Eubacteria
Baik Archaebacteria maupun Eubacteria, mereka merupakan kelompok mikroorganisme bersel tunggal yang biasanya disebut prokariotik. Perbedaan utama antara Archaebacteria dengan Eubacteria adalah kalau Archaebacteria biasanya ditemukan pada kondisi lingkungan yang ekstrim sedangakan Eubacteria dapat ditemukan di manapun. Berikut ini daftar perbedaan kedua organisme tersebut secara lebih detail
Tabel Perbandingan Karakteristik Antara Archaebacteria dengan Eubacteria
No
|
Karakteristik
|
Archaebacteria
|
Eubacteria
|
1
|
Sebutan
|
Bakteri purba atau bakteri primitif
|
Bakteri sejati atau bakteri yang sebenarnya
|
2
|
Ukuran
|
Archaebacteria soliter memiliki diamteri 0,1 – 15 μm
|
Eubacteria soliter memiliki diamteri 0,5 – 5 μm
|
3
|
Bentuk
|
Bola, batang, piring, datar atau berbentuk persegi
|
Kokus, basil, vibrio, atau filamen
|
4
|
Kompleksitas
|
Lebih sederhana di dalam kelompoknya
|
Lebih kompleks dari Archaebacteria
|
5
|
Habitat
|
Lingkungan yang ekstrim
|
Di segala tempat di bumi
|
6
|
Dinding sel
|
Tersusun atas pseudo peptidoglikan
|
Peptidoglikan yang terdiri dari asam muramic
|
7
|
Membran lipid
|
Ikatan eter, bercabang, rantai alifatik yang mengandung fosfat D-gliserol
|
Rantai asam lemak yang berikatan ester dan mengandung fosfat L-gliserol
|
8
|
RNA Polimerase
|
Terdiri atas pola subunit yang kompleks mirip dengan RNA polimerase pada eukariot
|
Terdiri atas pola subunit yang sederhana
|
9
|
tRNA (RNA transfer)
|
Tidak ada timin padalengan TψC tRNA, serta membawa metionin
|
Timin ada di sebagian besar tRNA dan membawa N-formil metionin
|
10
|
Introns
|
Ada
|
Tidak ada
|
11
|
Reproduksi
|
Pembelahan biner, tunas dan fragmentasi
|
Pembelahan biner, tunas, fragmentasi, dan spora
|
12
|
Siklus Kreb/glikolisis
|
Tidak menunjukkan adanya glikolisis atau siklus Kreb
|
Menunjukkan adanya glikolisis dan siklus Kreb
|
13
|
Jenis
|
Metanogen, Halofil, Termofil
|
Gram positif dan Gram negatif (baca: Perbedaan bakteri Gram positif dan negatif)
|
14
|
Pengaruh streptomisin
|
Pertumbuhan tidak terhambat
|
Petumbuhan terhambat
|
15
|
Contoh
|
Halobacterium, Lokiarchaeum, Thermoproteus, Pyrobaculum, Thermoplasma danFerroplasma
|
Mycobacteria, Bacillus, Sporohalobacter, Clostridium danAnaerobacter
|
Referensi:
Demikianlah artikel tentang perbedaan karakteristik atau ciri antara Archaebacteria dengan Eubacteria dalam bentuk tabel lengkap. Semoga dapat bermanfaat untuk Anda. apabila terdapat kesalahan dalam penulisan huruf, kata atau kalimat mohon dimaklumi. Terimakasih atas kunjungannya dan sampai jumpa di artikel berikutnya.